:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Migran dan sektor informal di DKI Jakarta : Analisa data Supas 1985

Titik Handayani; Hananto Sigit, supervisor ([Publisher not identified] , 1991)

 Abstrak

ABSTRAK
DKI Jakarta sebagai ibukota negara yang sekaligus berfungsi sebagai pusat pembangunan nasional, pusat industri, perdagangan dan pariwisata merupakan propinsi yang banyak dituju migran. Disamping itu DKI Jakarta juga merupakan propinsi dengan persentase pekerja sektor informal non pertanian tertinggi dibanding dengan propinsi lain yaitu sebesar 35 persen.
Beberapa studi mengungkapkan bahwa membengkaknya sektor informal yang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta disebabkan karena terbatasnya daya serap sektor modern atau formal terhadap angkatan kerja. Meningkatnya jumlah angkatan kerja di kota, diantaranya disebabkan oleh arus migrasi dari desa, dan karena mereka tidak dapat tertampung di sektor formal maka mereka menciptakan kesempatan kerja untuk dirinya atau memasuki pekerjaan di sektor informal.
Tesis ini mencoba menganalisa apakah probabilitas di dalam memasuki pekerjaan di sektor informal ditentukan oleh status migrannya atau lebih ditentukan oleh variabel sosial demografis yang lain seperti tingkat pendidikan, umur, status perkawinan dan jenis kelamin dengan menggunakan data Supas 1985. Data yang digunakan dibatasi pada mereka yang berusia 10 tahun ke atas atau lebih baik yang bekerja di sektor formal maupun informal. Klasifikasi dari sektor formal- informal menggunakan pendekatan kombinasi antara status dan jenis pekerjaan. Sedang kriteria migran yang dipakai adalah migran berdasarkan tempat tinggal lima tahun yang lalu (recent migrant) yaitu diluar DKI Jakarta.
Model statistik yang dipakai untuk memperkirakan probabilitas migran atau non migran dalam memasuki kegiatan di sektor informal adalah regresi logistik berganda. Variabel bebas yang diamati adalah status migran, tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, usia, jenis kelamin serta status perkawinan. Selain variabel utama tersebut juga diperhatikan adanya pengaruh variabel interaksi baik interaksi dua faktor seperti interaksi antara status migran dan tingkat pendidikan, interaksi antara status migran dan jenis kelamin maupun interaksi tiga faktor antara status migran, tingkat pendidikan dan jenis kelamin dan sebagainya.
Dari hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang tidak signifikan antara status migran dengan probabilitasnya memasuki pekerjaan di sektor informal. Kemudian setelah memperhatikan tingkat pendidikannya, didapatkan hubungan negatif antara tingkat pendidikan dengan probabilitasnya memasuki. pekerjaan di sektor informal. semakin rendah tingkat pendidikan migran maupun non migran, maka kemungkinannya memasuki pekerjaan di sektor informal semakin besar.
Migran yang berpendidikan tamat SD ke bawab mempunyai kemungkinan sebesar 2,1 kali dibanding migran yang berpendidikan tamat SLTA ke atas. Pada kelompok non migran mereka yang berpendidikan tamat SD ke bawah mempunyai probabilitas sebesar 3,9 kali dalam memasuki pekerjaan di sektor informal dibanding yang berpendidikan tamat SLTA ke atas.
Berdasarkan perbedaan variabel jenis kelamin, migran laki-laki mempunyai probabilitas lebih besar (1,3 kali) dalam memasuki pekerjaan di sektor informal dibanding migran perempuan. Sebaliknya pada kelompok non migran laki-laki mempunyai probabilitas lebih kecil (0,6 kali) dibanding perempuan dalam memasuki pekerjaan di sektor informal.
Hasil perhitungan yang menjelaskan hubungan antara status migran dan sektor pekerjaan di sektor informal setelah memperhatikan kelompok umur, ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor interaksi status migran dan kelompok umur dalam hubungannya dengan kemungkinaa memasuki pekerjaan di sektor informal. Namun variabel utama kelompok umur mempunyai hubungan yang signifikan. Pada kelompok usia muda (10-29 th) mempunyai probabilitas bekerja di sektor informal lebih besar dibanding mereka yang berumur 30-49 th, selanjutnya pada kelompok umur 50 tahun ke atas probabilitas untuk bekerja di sektor informal juga lebih besar dibanding mereka yang berumur 30-49 tahun. Jadi probabilitas bekerja di sektor informal cukup tinggi pada kelompok umur 10-29 th, dan menurun pada kelompok umur 30-49 th, kemudian meningkat lagi pada kelompok umur 50 tahun ke atas. Pola tersebut terjadi baik pada kelompok migran maupun non migran.
Apabila diperhatikan hubungan antara status migran dan sektor pekerjaan dengan memperhatikan variabel status perkawinan, ternyata tidak terdapat hubungan yang signifikan pada variabel utama yaitu status migran dan status perkawinan. Tetapi variabel interaksi antara status migran dan status perkawinan mempunyai hubungan yang signifikan dengan sektor pekerjaan di sektor informal. Baik migran maupun non migran yang berstatus belum kawin mempunyai probabilitas untuk bekerja di sektor informal lebih kecil dibanding migran atau non migran yang berstatus kawin.

 File Digital: 1

Shelf
 T2177-Titik Handayani.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1991
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : ix, 117 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-17-190639533 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 82250