Secara umum di negara maju 95% wanita hamil mendapat pertolongan dokter dan 50% di antaranya ditolong oleh dokter ahli Obstetri dan Ginekologi, tetapi dinegara yang sedang berkembang pertolongan oleh dokter ahli Obstetri dan Ginekologi hanya 1% selebihnya mendapat bantuan bidan, perawat dan dukun beranak. Di Indonesia angka morbiditas dan mortalitas maternal maupun perinatal masih tinggi. Sebagai contoh angka kematian maternal di Indonesia pada tahun 1986 masih berkisar antara 400-450 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara ASEAN lainnya seperti Malaysia 69 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 142 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 100 per 100.000 kelahiran hidup dan bahkan Singapura sudah mencapai 5 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu ini adalah perdarahan obstetrik disamping preeklampsia/eklampsia dan infeksi. I dan kawan kawan melaporkan bahwa di12 rumah sakit pendidikan di Indonesia antara 1977-1980 didapatkan angka kematian ibu terdiri dari perdarahan 30,4%, infeksi 22,2% dan pre/eklampsia 16,3%. Sedangkan Agustina selama tahun 1981-1982 di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung menemukan proporsi komplikasi obstetrik sebagai berikut: perdarahan 37,5%, preeklampsia/eklampsia 28,5% dan infeksi 19,7%. Sukirna melaporkan bahwa selama tahun 1988 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta kematian maternal terdiri atas Preeklampsia/eklampsia 46,15%, perdarahan 33,3% dan infeksi 7,69%. Perdarahan obstetrik mempunyai penyebab bermacam macam, salah satu penyebab perdarahan adalah koagulasi intravaskular diseminata (KID) yang dapat pula disebabkan oleh patologi pendarahan. KID merupakan suatu keadaan di mana mekanisme pembekuan dan fibrinolisis bekerja pada saat yang bersamaan. KID bukan merupakan suatu penyakit tetapi merupakan suatu penyulit dari patologi solusio plasentae, preeklampsia, kematian janin, atonia uteri, robekan jalan lahir, sisa plasenta dan kelainan pembekuan darah. Kekerapan KID belum diketahui pasti tetapi beberapa penulis mencoba untuk mengungkapkannya di antaranya Phillips (1975) di Amerika Serikat yang mendapatkan 24,3% dari kasus kematian janin, 17,6% dari 34% kasus syok septik, dan 19% kasus preeklampsia /eklampsia. Di Indonesia Hudono (1981) mengatakan bahwa komplikasi obstetrik yang paling sering disertai penyulit ini adalah solusio plasentae (10-30%)?. |