:: UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Menelusuri makna ziarah karya Iwan Simatupang

Okke Saleha K. Sumantri Zaimar; Achadiati Ikram, 1930-, promotor; Panuti Soedjiman, co-promotor; Boen S. Oermarjati, promotor; Toety Heraty Noerhadi Rooseno, 1933-, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990)

 Abstrak

Dalam suatu karya sastra terpancar pemikiran, kehidupan dan tradisi yang hidup dalam suatu masyarakat. Karena itu, berbicara tentang kesusastraan berarti juga membicarakan suatu segi kebudayaan. Sekarang, di mana-mana kita dapat menyaksikan percampuran budaya. Berkat hubungan antarnegara dan adanya komunikasi modern, dunia menjadi lebih kecil. Lagi pula, situasi politik menunjang percampuran budaya tersebut. Kita masih dapat melihat akibat kolonisasi yang tersebar selama berabad-abad di berbagai bagian bumi ini.
Di Paris, misalnya, kita lihat hadirnya berbagai macam budaya bersama pendukungnya, baik yang berasal dari Eropa maupun dari benua lain: dari Asia atau dari Afrika. Mereka tinggal bersama kelompoknya dalam wilayah-wilayah. Muncullah kekhawatiran bahwa Paris akan menjadi menara babel, tempat manusia tidak lagi saling mengerti karena perbedaan bahasa. Hal itu mungkin terjadi jika setiap orang tetap terpencil dalam lingkungannya masing-masing. Akan tetapi selama masih ada komunikasi antar mereka, selama masih ada kontak budaya, kekhawatiran itu tidak perlu ada.
Di pihak lain, ada pula kekhawatiran akan terjadinya penyeragaman budaya yang akan mengarah pada kemiskinan budaya. Akan tetapi kita masih jauh dari situasi semacam itu. Justru di sini ingin dikemukakan bahwa hampir dalam setiap negara terdapat keragaman budaya.
Demikian pula halnya di Indonesia, negeri yang terdiri dari ribuan pulau. Setiap suku bangsa mempunyai budaya sendiri. Lagi pula posisi geografisnya menyebabkan Indonesia selalu terbuka bagi datangnya berbagai pengaruh budaya dari luar. Indonesia telah lama sadar akan keragaman budayanya. "Bhineka Tunggal Ika" demikian bunyi semboyan bangsa Indonesia. Keadaan itu sebenarnya merupakan suatu kondisi ideal untuk suatu kontak budaya yang dapat mengembangkan pemikiran. Pada umumnya, anak Indonesia dibesarkan dalam keragaman budaya. Kolonisasi Belanda yang berlangsung selama berabad-abad menambah kuatnya keragaman budaya itu. Tidak mengherankan apa bila kita melihat percampuran budaya dalam karya sastra Indonesia.

 File Digital: 2

Shelf
 Menelusuri makna-Full text (D 435).pdf :: Unduh
 D435-Ringkasan.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : D435
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : ix, 372 pages : illustration ; 30 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D435 07-18-784682749 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 82566