:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Peranan tradisi Bali terhadap kerukunan hidup beragama dan terhadap ketahanan Wilayah DKI Jakarta

I Nyoman Astawa; S. Budhisantoso, supervisor (Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Penerapan adat tradisi Bali di Jakarta merupakan salah satu obyektivasi pelaksanaan budaya daerah ditengah masyarakat multikultural. Budaya yang didukung oleh masyarakat Bali melalui kegiatan upacara keagamaan Hindu diwujudkan ke dalam bentuk sesajen, busana adat dan berbagai kreativitas seni. Seluruh rangkaian pelaksanaannya terpusat dalam kawasan suci yakni pura. Dampak dari penerapan adat tradisi Bali terhadap kerukunan hidup intern beragama Hindu di DKI Jakarta telah memberikan pencitraan yang eksklusif terhadap agama Hindu itu sendiri. Karena pemeluk agama Hindu di Jakarta tidak saja berasal dari etnis Bali, melainkan multi-etnis. Kendala psikologis dalam mengekspresikan adat tradisi etnis lain dialami dalam kegiatan keagamaan Hindu, karena makna "Bali" telah melekat dengan "agama Hindu" di Indonesia.
Pengamalan ajaran Hindu ke dalam bentuk upacara agama merupakan salah satu wujud dari yajna yang menggunakan simbol-simbol sakral. Umat Hindu mengupayakan penyatuan realita dengan harapan menjadi satu dalam keyakinan dengan perpaduan dimensi vertikal -- transenden dan horizontal - imanen. Melalui bentuk-bentuk sesajen, pakaian adat, media pura serta simbol-simbol agama, menjadi renapan kesusilaan yang diterapkan secara turun temurun. Kaidah-kaidah kesusilaan yang disosialisasikan oleh masyarakat Bali ke dalam bentuk adat tradisi dan dijiwai oleh ajaran agama Hindu telah membudaya. Masyarakat Bali di Jakarta telah mengalami perubahan dalam sikap hidup secara terstruktur akibat dari ekologi Jakarta. Terjadi reorientasi simbolik terhadap peran adat tradisi Bali yang bersumber pada ajaranan agama Hindu sehingga penerapannya tidak menyimpang dengan kondisi Jakarta. Penerapan budaya agama Hindu sebagai ekspresi individu dan komunitas di tengah-tengah lingkungan yang beragam, menjadi media membangun kerukunan hidup beragama dan sekaligus dijadikan intrumen pengukur stabilitas dalam rangka ketahanan wilayah Jakarta.
Pelaksanaan adat tradisi Bali di Jakarta, selain sebagai salah satu aktivitas yang mengiringi aspek-aspek ritual keagamaan, juga mengandung aspek seni tersendiri yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Upacara dengan sarana sesajen pada setiap upacara keagamaan, memiliki fungsi sosial dan mampu menyampaikan pesan khusus terhadap kecemasan manusia terhadap diri dan ekologinya. Pengamalan ajaran agama melalui pendekatan diri secara vertikal yang transenden dan horizontal imanen telah merubah faktor-faktor pemisah menjadi pemersatu dalam masyarakat Bali. Kondisi ekologi Jakarta telah membentuk militansi masyarakat Bali untuk belajar beradaptasi dengan lingkungan berbeda. Jika di Bali fungsi pura praktis pada saat upacara piodalan, di Jakarta telah difungsikan sebagai sentra aktivitas sosial budaya khususnya penyelenggaraan pendidikan agama bagi siswa SD, SMP dan SMU serta kegiatan organisasi kemahasiswaan di samping sekaa dan pesantian.

Balinese traditional custom implementation in Jakarta is one of the region cultural objective procurement among multi-cultural society. Traditions supported by Balinese through Hindu rituals in several forms of as ritual offerings, custom clothing and many artful activities. The whole series of it was centered within the sacred Pura, The influence of this Balinese against the internal Hindu community in DKI Jakarta has given an exclusive interpretation to the Hindu itself. Since Hindu followers were multi-ethnical, not only Balinese, therefore, the meaning of "Bali" is so identical to the "Hindu" religion in Indonesia.
Hinduism application in such forms as religious rituals were one of yajna, which using sacred symbols. Hindu followers are striving to combine reality and hope into one faith by vertical-transcendence and horizontal-immanent dimensions. Through sacrificial, custom clothing, temples and religious symbols, being a hereditary decent application. Decent philosophy socialized by Balinese in traditions and encouraged by culture of Hindu religion. Balinese in Jakarta have changed in structural lifestyle for its ecology. Causing 'symbolic re-orientation to Balinese custom originated from Hindu, so that its implementation is no longer digressing with the condition of Jakarta. Hinduism implementation as individual and communal expression among various environments, being a religious reconciliatory and also being a parameter of stability in Jakarta's resilience.
Balinese custom implementation in Jakarta, in addition as activities along with religious ritual aspects, is also has its own artistic aspect that can be enjoyed by the society. Rituals with sacrificial, has a social function and able to corresponding about human dread against themselves and their ecology. Religion implementation through self-approach in transcendence vertical and immanent horizontal has changed separating factors, being a reconciliatory to Balinese. Jakarta ecology has form Balinese militancy, learning to adapt in various environments. While in Bali, temple's practical function is in piodalan ritual, in Jakarta it has been functioned as a social activity center of culture, especially in religion education to elementary, junior high and high school students, and scholar organization in addition to sekaa and pesantian.

 File Digital: 1

Shelf
 T 15187-Peranan tradisi.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T15187
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T15187 15-19-491834670 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 83165