Penelitian ini merupakan kajian filologis dan paleografis terhadap enam naskah Ulu Serawai dan Pasemah koleksi Museum Negeri Bengkulu. Naskah yang dijadikan objek penelitian adalah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90. Keenam naskah tersebut dipilih karena tulisannya jelas dibaca dan makna teksnya dapat dipahami peneliti. Dalam analisis keenam naskah ini secara berurutan disebut sebagai naskah A-F.Tujuan penelitian ini ada dua, yaitu: (1) menyajikan suntingan teks dari naskah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90 supaya didapatkan teks suntingan yang dipahami maknanya, (2) menganalisis bentuk aksara Ulu dalam naskah MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, dan MNB 07.90 supaya diketahui sejarah perkembangan bentuk aksaranya.Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan edisi diplomatik dan edisi kritis untuk melakukan suntingan teks, serta metode dinamis dalam ilmu paleografi untuk mengkaji bentuk aksaranya.Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa terbitan diplomatik dan terbitan teks, .dengan perbaikan bacaan. Analisis terhadap bentuk aksara Ulu menghasilkan beberapa kesimpulan, sebagai berikut: (1) Aksara Ulu dalam naskah Serawai dan Pasemah kemungkinan diturunkan dari aksara Ulu Rejang; (2) Bentuk aksara dalam naskah A, B, dan C serupa, kemungkinan ditulis pada kurun waktu yang sama; (3) Bentuk aksara dalam naskah D merupakan bentuk aksara yang paling tua daripada bentuk aksara dalam naskah lain; (4) Bentuk aksara dalam naskah A, B, dan C kemungkinan diturunkan dari bentuk aksara Ulu dalam naskah D; (5) Bentuk aksara E dan F kemungkinan bukan diturunkan dari bentuk tulisan Ulu Rejang Jaspan, melainkan dari salah satu variannya. This research is philological and paleographical study of six Ulu manuscripts of Serawai and Pasemah in Museum Negeri Bengkulu collection. The research objects are MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts. These six manuscripts are chosen because having clear script to be read and having meaning that can be understood by the researcher. It called A-F manuscript in its analysis.There are two research objectives. First, presenting critical text of MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts in order to find out the critical text that its meaning can be understood. Second, analyzing the form of Ulu's script in MNB 07.09, MNB 07.56, MNB 07.72, MNB 07.11, MNB 07.32, and MNB 07.90 manuscripts so that can be known the history of its script.In order to reach the research objective, the researcher using diplomatic and critical edition in conducting critical text, and also using dynamic method in paleography in studying script form of the manuscript.The research finding of this research is in the form of diplomatic publication and text publication with reading correction. The analysis of the script in the manuscripts yielding several conclusions: (1) There is possibility that the Ulu's script of Serawai and Pasemah manuscript is regenerated from Rejang Ulu's script; (2) The form of the script in A, B, and C manuscripts are same, it means that may be written in the same age; (3) The form of the script in D manuscript is the oldest than others; (4) The form of the script in A, B, and C manuscripts may be regenerated from the Ulu' s script in D manuscript; (5) The form of the script in E and F manuscripts may not be regenerated from Jaspan Rejang Ulu",'s, but coming from the one of its variant. |