:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Pesimisme dalam wacana seksualitas Novel Nineteen Eighty-Four Karya George Orwell

Lukmanul Hakim; Dhita Hapsarani, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Nineteen Eighty-Four merupakan salah satu karya George Orwell, seorang sastrawan terkenal Inggris. Novel ini menggambarkan suatu kondisi kehidupan yang mengerikan yang diciptakan oleh suatu penguasa totaliter. Penguasa semacam itu mengontrol setiap aspek kehidupan tiap anggota masyarakat, termasuk juga aspek seksualitas.
Melalui analisis yang mempergunakan teori Foucault diperlihatkan bagaimana penguasa mengontrol wacana seksualitas. Penguasa membentuk pemahaman tertentu mengenai seksualitas. Bagi penguasa, seksualitas diperbolehkan hanya sebagai bentuk pengabdian. Penguasa membentuk seksualitas negatif pada proles. Penguasa menciptakan seksualitas negatif tersebut untuk memperkokoh seksualitas positif mereka. Winston Smith, tokoh utama novel ini, menolak seksualitas positif tersebut dengan melakukan hubungan gelap bersama Julia.
Melalui analisis nada, dapat dilihat nada pesimis dalam pemberontakan Winston. Nada pesimis ini terlihat dalam penggambaran Winston, penggambaran partai, serta kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang didapatkan oleh Winston.

Nineteen Eighty-Four is one of the best works by the famous English writer, George Orwell. The novel pictures a horrible living condition created by a totalitarian authority. This authority controls members of the society in every aspects of their life, including sexuality.
By applying Foucault's theory on discourses, it is seen how sexuality are formed and used by the authority to control the society. Foucault's theory is used to analyze the power relation occurred in the discourses. The authority created a certain way of saying about the people's sexuality. According to the government, sexuality is permitted only as a way of servitude. The authority created a negative sexuality in the low class society called proles. They created this to strengthen the positive image of their sexuality. Winston Smith, the lead character in the novel, rejected this positive image of sexuality by making a secret relationship with Julia.
Through tone analysis, we can see a pessimist tone in Winston's rebellion. The pessimist tone is seen in the way Winston presented, the authority presented, and the contrast between what he expected to what he got in the end.

 File Digital: 1

Shelf
 T 15356a.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T15356
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : viii, 101 hlm. : ill. ; 28 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T15356 15-19-627791535 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 83350