:: UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Rekonstruksi protobahasa Barito

Durdje Durasid; Anton M. Moeliono, promotor; Keraf, Gorys, co-promotor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990)

 Abstrak

ABSTRAK
Melalui kajian kuantitatif dan kualitatif dibuktikan bahwa bahasa Kahayan, Dohoi, Maanyan, Lawangan, Dusan Deyah, dan Tunjung di Kalimantan, merupakan satu kelompok bahasa. Dalam kajian ini kelompok itu disebut kelompok bahasa Barito dan induk bahasa yang direkonstruksi-dinamakan Protobahasa Barito.
Kelompok Barito itu dibagi atas tiga subkelompok yaitu: Barito Barat, yang terdiri atas bahasa Kahayan dan Dohoi, Barito Timur yang terdiri atas bahasa Maanyan dan subkelompok Lawangan-Duson Deyah (yang berpisah menjadi bahasa Lawangan dan Duson Deyah), dan Barito-Mahakam, di sini diwakili bahasa Tunjung.
Tiga subkelompok ini dipertalikan dalam persentase kata seasal secara leksikostatistik rata-rata 36, yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tingkat kekerabatan dengan bahasa sekitarnva yaitu kelompok bahasa Malayik (bahasa Banjar Hulu dan Iban) dan kelompok bahasa Kayan-Kenyah, dengan persentase kata seasal rata-rata 26. Proto-bahasa Barito memuliki delapan inovasi fonologi bersama secara eksklusif dan lima puluh empat inovasi leksikal. Dalam kajian ini, bukti kualitatif sejalan dan saling mendukung yang menghasilkan simpulan yang sama.
Hasil rekonstruksi menunjukkan bahwa Protobahasa Barito memiliki empat vokal, delapan belas konsonan, empat diftong, dan delapan gugus konsonan. Juga telah direkonstruksi tiga ratus lima puluh dua etimon Protobahasa Barito.
Di samping itu, sistem fonologi protobahasa setiap subkelompok telah direkonstruksi juga sehingga perubahanperubahan dapat ditelusuri setapak demi setapak untuk memungkinkan perumusan kaidah perubahan fonem di dalam kelompok secara cermat dan sistematik.

ABSTRACT
The languages of Kahayan, Dohoi, Maanyan, Lawangan, Duson Deyah and Tunjung, spoken in Kalimantan, are shown trough quantitative and qualitative studies to constitute a single group of languages. In this study they are called the Barito group and their reconstructed parent language is called Proto-Barito.
The Barito group divides into three subgroup: West Barito, which contains Kahayan and Dohoi, East Barito, which contains Maanyan and the Lawangan-Duson Deyah subgroup (which breaks up into Lawangan and Duson Deyah) and the Barito-Mahakam subgroup, represented here by the Tunjung language.
These three subgroup have found to share an average lexicostatistical cognate percentage of 36, which is very significant if compared with their degree of relatedness with nearby languages, that is, the Malayic group (Banjar Hulu and Iban ) and the Kayan-Kenyah group, with which they share an average cognate percentage of 26. Proto-Barito is found to have eight exclusive phonological innovations and to date 54 lexical innovations have discovered. In this study the quantitative and qualitative evidence has been found to be mutually supporting and to result in the same conclusions.
Reconstruction reveals that Proto-Barito had a phoneme inventory of 4 vowels, 18 consonants, 4 diphthongs and 8 consonant clusters. Also 342 Proto Barito lexical items have so far been reconstructed.

 File Digital: 1

Shelf
 Rekonstruksi protobahasa-Full text (D 115).pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : D115
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xxii, 310 pages + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D115 07-18-098039058 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 83572