:: UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Pemetaan dan distribusi bahasa-bahasa di Tanggerang

Multamia Retno Mayekti Tawangsih; Anton M. Moeliono, promotor; Tapi Omas Ihromi, examiner; Keraf, Gorys, examiner; Masinambow, Eduard Karel Markus, examiner; Noerhadi Magetsari, examiner; Muhadjir, examiner (Universitas Indonesia, 1990)

 Abstrak

1.1 Latar Belakang Masalah
Penelitian bahasa daerah terutama di bidang pemetaannya, tidaklah sebanding dengan perkiraan penghitungan jumlah lima ratusan bahasa daerah yang terdapat di Indonesia. Dengan demikian, maka penelitian geografi dialek dalam hal ini pemetaan bahasa-bahasa daerah di Indonesia merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang perlu digarap. Pemetaan bahasa cukup penting untuk mendapat perhatian karena banyak hal yang dapat dipetik dari hasilnya. Antara lain peta bahasa-bahasa daerah di Indonesia dapat berfungsi sebagai alat untuk memonitor dua kepentingan nasional yang kontradiksi yaitu program pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu di satu pihak dan program pelestarian bahasa-bahasa daerah sebagai unsur kebudayaan nasional di lain pihak. Ditinjau dari sudut pengembangan bahasa, peta bahasa dapat memberikan gambaran umum mengenai situasi kebahasaan setempat. Sekurang-kurangnya memberikan jawaban berapa jumlah bahasa daerah di Indonesia dan bahasa apa saja yang ada di Indonesia. Sebagai hasilnya, dapat diketahui secara pasti berapa jumlah bahasa daerah yang harus dilestarikan dan bahasa-bahasa daerah mana yang perlu mendapatkan prioritas. Moeliono (1981:7) berpendapat bahwa:
"Bahasa-bahasa itu perlu diperikan sebelum menghilang dari muka bumi mengingat kenyataan bahwa angka kematian bahasa di dunia lebih besar daripada angka kelahirannya. Lajunya pengurangan bahasa itu tidak selalu harus diukur dalam satuan abad, sebab bahasa yang jumlah penuturnya sangat kecil, misalnya lima ribu orang, dapat musnah dalam satu dua generasi. Banyak pula di antara bahasa itu yang tidak mengenal ragam tulisan sehingga demi pengembangan teori linguistik, bahasa yang jumlah penuturnya sangat terbatas atau yang daerah pakainya sangat terpencil dan jalur komunikasi ramai perlu direkam baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan".
Pendapat Moeliono mengenai musnahnya sebuah bahasa dalam satu dua generasi mungkin saja terjadi andaikata ada faktor-faktor luar bahasa yang mendorong hal itu terjadi. Misalnya, masyarakat bahasa Taogwe yang penuturnya diperkirakan berjumlah 50 orang (Wurm 1984: Peta 3 Northeastern Irianjaya), merupakan masyarakat "terasing" karena faktor alamnya di pedalaman Irian Jaya. Secara geografis mereka tinggal di suatu daerah di mana 4 buah sungai bertemu yaitu Sungai Rouffaer dan Sungai Van Daalen (dari arah Barat), Sungai Idenburg (dari arah Timur), dan Sungai Mamberamo (dari arah Utara). Seandainya Pemerintah, memindahkan mereka dari tempat asalnya ke pemukiman suku-suku terasing. Hal ini, memaksa masyarakat bahasa Taogwe untuk berkomunikasi dengan masyarakat bahasa lainnya di pemukiman itu ataupun dengan petugas pemerintah yang menangani pemukiman suku-suku terasing itu. Anak-anak masyarakat Bahasa Taogwe juga akan mulai masuk SD, tentunya mulai belajar bahasa Indonesia. Lambat laun pemakaian bahasa Taogwe akan berkurang apalagi jika beberapa penutur bahasa Taogwe itu menikah dengan orang yang berbahasa-ibu lain. Dalam satu dua generasi mungkin saja bahasa Taogwe--yang dikenal sebagai salah satu bahasa di dalam kelompok Dataran Danau Tengah-itu akan musnah.
Pemetaan bahasa perlu dilakukan baik pada daerah-daerah yang monolingual maupun pada daerah-daerah yang multilingual. Terlebih-lebih pada daerah-daerah tertentu yang multilingual agaknya masalah sentuh bahasa tidak dapat dihindarkan. Dapat diduga bahwa di daerah yang multilingual masalah kebahasaan akan lebih kompleks dibandingkan dengan di daerah yang monolingual. Pendataan bahasa-bahasa daerah di Indonesia sesungguhnya telah mulai dijajagi sejak tahun lima puluhan, hanya saja belum ada kesatuan pendapat. Perbedaan yang muncul mungkin disebabkan karena perbedaan metode penelitian yang dipergunakan serta dasar pemilahannya. Untuk mengatasi ketidaksamaan informasi mengenai jumlah bahasa daerah yang terdapat di Indonesia, Lembaga Bahasa Nasional (1972) berusaha...

 File Digital: 1

Shelf
 Pemetaan dan distribusi-Full text (D 188).pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : D188
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 1990
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xix, 352 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D188 07-18-191526839 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 83579