Pseudo moiety Gayo: satu analisa tentang hubungan sosial menurut kebudayaan Gayo
Melalatoa, Muhammad Junus;
R.M. Koentjaraningrat, 1923-1999, promotor; Haryati Soebadio, examiner; Tapi Omas Ihromi, examiner; Kalangie, Nico S., examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983)
|
Satu karangan tentang masyarakat dan kebudayaan suku bangsa Gayo yang cukup menyeluruh dan mendalam pernah di tulis oleh C. Snouck Hurgronje dalam bukunya yang berjudul Hot Gayoland enzinae Bewoners (1903). Karangan yang sudah berumur 80 tahun ini, isinya tentu saja sudah banyak berbeda dengan kenyataan yang ada pada masa kini. Beberapa karangan lain yang berasal dari masa puluhan tahun yang lalu itu tidak ada yang seluas dan semendalam hasil karya C. Snouck Hurgronje tadi; di antaranya hanya membahas unsur-unsur tertentu saja dari kebudayaan Gayo. Kita dapat melihat misalnya buah tangan dari G.A.J. Hazeu, Gasjosch Nederlandsch Woordenboek met Nederlandsch Gajosch Register (1907). Karangan ini hanya merupakan sebuah kamus bahasa Gayo-Belanda, meskipun kamus ini memang memberikan contoh-contoh yang cukup luas berkaitan dengan berbagai unsur kebudayaan Gayo. Buku ini pun, seperti tanpak dari tahun penerbitannya, berasal dari masa tiga-perempat abad yang lalu. Buku-buku atau karangan lainnya yang semua berasal dari awal abad ini sudah cukup langka untuk bisa diperoleh, dan lagi ditulis dalam bahasa asing seperti bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Perancis (Kennedy, I, 1945; hlm. 50). Di antara unsur - unsur kebudayaan Gayo yang banyak mendapat perhatian ialah sastra. Namun sebagian terbesar dari terbitan mengenai sastra Gayo ini tidak disertai pembahasan atau analisa. Banyak di antaranya hanya merupakan langkah pendokumentasian, sebagai salah satu tindakan untuk menyelamatkan unsur-unsur kesusastraan tersebut dari kepunahan. Buku-buku tersebut masih ditulis dalam bahasa aslinya yang hanya dapat difahami oleh orang-orang yang mengerti bahasa Gayo saja. Seorang ahli folklor, James Danandjaja, menyatakan bahwa terbitan semacam itu menyerupai koleksi kupu-kupu dalam kotak kaca yang merupakan hiasan belaka (Kompas, 5 Nbpember 1973). Kami juga melihat bahwa berbagai karangan tentang kebudayaan Gayo pada masa terakhir ini banyak mengungkap gejala-gejala kebudayaan sebagai pola ideal. Apa yang dihidangkan pada masa ini lebih kurang sama dengan apa yang ditulis oleh C. Snouck Hurgronje 8O tahun yang lalu? |
![]()
|
No. Panggil : | D211 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 394 pages : illustration ; 30 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
D211 | 07-18-440328009 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 83642 |