Latar belakang : Dari penelusuran kepustakaan diketahui belum banyak studi yang membahas mengenai nyeri punggung akibat kerja. Gangguan muskuloskeletal ini banyak dihubungkan dengan posisi kerja yang disebabkan regangan otot saraf. Banyak faktor lain berhubungan dengan nyeri punggung yang dikaitkan dengan terjadinya inflamasi sebagai mekanisme terjadinya nyeri punggung termasuk faktor pejamu, penyebab, dan lingkungan, Oleh karena itu perlu dilakukan kajian nyeri punggung dengan faktor faktor yang berhubungan tersebut.Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan diagnosis nyeri punggung dan faktor yang berhubungan. Subjek penelitian dipilih secara random dari para pekerja bagian penjahitan di pabrik garmen PT X Gunung Putri Bogor. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner untuk mencari variabel-variabel yang berhubungan dengan nyeri punggung, pengukuran antropometri untuk mendapatkan ukuran tinggi siku duduk, serta anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menetapkan diagnosis nyeri punggung.Hasil : Dari 150 subjek penelitian, didapatkan 80 orang (53,3%) dididagnosis nyeri punggung. Dari analisis didapatkan bahwa faktor-faktor determinan yang berhubungan dengan timbulnya nyeri punggung adalah tinggi siku duduk, lama kerja, dan status perkawinan. Lama kerja > 5 tahun mempunyai resiko 7,3 kali lebih besar (OR=7,32;95%CI-3,19-16,52), tinggi siku duduk 3,60 kali (OR=3,60; 95%CI=1,54-8,40), menikah 4,12 kali (OR=4,12; 95% CI= 1,50-11,27) mempunyai risiko nyeri punggung. Walaupun status gizi mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik pada uji bivariat, tetapi tidak termasuk pada faktor determinan untuk terjadinya nyeri punggung. Umur, status pendidikan, ketersediaan SOP, dan kepernahan mengikuti pelatihan, tidak mempunyai hubungan yang bermakna secara statistik dengan nyeri punggung.Kesimpulan : Prevalensi nyeri punggung pada pekerja wanita penjahit pakaian di PT X adalah 53,3%. Terjadinya nyeri punggung ini dikaitkan dengan posisi kerja lebih menunduk yang pada penelitian ini terlibat dari risiko untuk mendapatkan nyeri punggung pada pekerja dengan tinggi siku > 69 cm adalah 3,6 kali lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mempunyai tinggi siku duduk 69 cm. Oleh karena itu perlu penyesuaian tempat kerja dengan antropemetri pekerja, mutasi kerja bagi pekerja yang lama kerja > 5 tahun, perlu waktu relaksasi pada interval waktu kerja setiap 2 jam selama 5-10 menit. Background: Literature search show that the study about occupational related back pain is limited. This musculoskeletal disorder commonly linked to the work position that causes static muscle strain. There are many other back pain related factors including host, agent, and environment that are referred to the inflammation as a mechanism of back pain. Therefore, it is necessary to look at back pain and such related factors at the workplace.Methods : This study used cross-sectional design to look at back pain and its related factors. The study subjects were randomly chosen from female workers in sewing department of garment factory X, Gunung Putri, Bogor. The collections of data were done by using questionnaire to obtain back pain related variables, anthropometrics measurement to obtain the height of elbow in silting position, and anamnesis and physical examinations to determine the diagnosis of back pain.Results : Of 150 study subjects, 80 workers (53.3%) were diagnosed back pain. The analysis found that the back pain related determinant factors are service length, the height of elbow in sitting position, and marital status. The female workers who have the length of service more than 5 years, 7.3 times more likely to get back pain than those who have the length of service up to 5 years (OR=7.32; 95%CI=3.19-16.52), For those who have the height of elbow in sitting position more than 69 cm, tend to have 3.60 times more risk to get back pain than those who have it 69 cm or less (OR=3.60; 95%C1=1.54 - 8.40). In addition, married female workers have 4.12 times more risk to get back pain than those who were unmarried (OR =4.12: 95%CI=1.50-11.27).Conclusion : The prevalence of back pain among the female workers in the sewing department of garment factory X, Bogor is 53.3%. The mechanism of back pain is probably linked to the bent-down of workers neck during doing their work It is proved that the female workers who have the height of elbow in sitting position more than 69 cm got 3.6 more back pain risk than those who have it 69cm or less. Therefore, it is recommended to adjust the work position to the workers anthropometrics, to do mutation of work for those who have been worked more than 5 years, and to give workers time to take a rest for 5 to 10 minutes every 2-work hours. |