:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Prevalensi bisinosis dan faktor-faktor yang berhubungan pada pekerja laki-laki bagian spinning PT X Di Bogor

Agung Sundaru Dwi Hendarta; Zarni Amri, supervisor (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Ruang lingkup dan metodologi : Salah satu penyakit akibat kerja yang harus dipikirkan akibat debu kapas di lingkungan industri tekstil adalah bisinosis, yang menimbulkan gangguan kesehatan serta menurunkan produktivitas kerja. Penelitian ini ingin mengidentifikasi bisinosis dan membuktikan hubungan antara pajanan debu kapas dengan prevalensi bisinosis. Desain penelitian yang digunakan adalah kros seksional dengan mengikutsertakan total populasi pekerja laki-laki bagian spinning yang terpajan debu kapas. Jumlah responden adalah 81 pekerja dengan rentang usia 21 - 52 tahun. Data di dapatkan dari wawancara, pengukuran fungsi paru dan pengukuran debu respirabel yang dilaksanakan pada bulan Febnuari sampai Maret 2005.
Hasil dan kesimpulan : Prevalensi bisinosis pada responden sebesar 11,1 % (9 dari 81 pekerja ). Setelah dilakukan analisis multivariat, diketahui faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya bisinosis yaitu pemakaian masker ( OR = 13,666 95 % CI = 2,217 - 84,222 dengan p = 0,005 ) disusul dengan status gizi ( OR = 6,029, 95% CI = 0,951 - 38,222 dengan p = 0,057 ). Dapat disimpulkan bahwa pemakaian masker dan status gizi berperan penting dalam terjadinya bisinosis.

Scope and methodology: One of the important work related disease caused by cotton dust in textile industry is byssinosis that would create medical problem and decrease work productivity. This research aims to identify byssinosis and prove the relation between cotton dust exposures with prevalence of byssinosis. For the research design we will use cross-sectional and take into consideration the overall population of male worker in spinning department who are exposed to cotton dust. The number of respondent is 81 workers aged from 21 to 52 years. We have collected the data from interview, measurement of lung function and measurement of respirable dust conducted on February until March 2005.
Result and conclusion: Prevalence of byssinosis of respondents at 11.1% (9 out of 81 workers). After multivariate analysis, the dominant risk factor impacting byssinosis is the use of mask (OR = 13,666 95 % CI = 2,217 - 84,222 with p = 0,005) followed by nutrient status (OR = 6,029, 95% CT = 0,951 - 38,222 with p - 0,057). Our conclusion is that the use of mask and nutrient status have significant role for byssinosis cases.

 File Digital: 9

Shelf
 T 16214-Prevalensi bisinosis-Pendahuluan.pdf :: Unduh
 T 16214-Prevalensi bisinosis-Lampiran.pdf :: Unduh
 T 16214-Prevalensi bisinosis-Bibliografi.pdf :: Unduh
 T 16214-Prevalensi bisinosis-Literatur.pdf :: Unduh
 T 16214-Prevalensi bisinosis-Metodologi.pdf :: Unduh
 T 16214-Prevalensi bisinosis.-HA.pdf :: Unduh
 T 16214-Prevalensi bisinosis-Analisis.pdf :: Unduh
 T 16214-Prevalensi bisinosis-Kesimpulan.pdf :: Unduh
 T 16214-Prevalensi bisinosis-Abstrak.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T16214
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : x, 104 hlm., il., 29 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T16214 15-19-056771476 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 85430