Tujuan tulisan ini adalah untuk membandingkan penurunan tekanan intraokuler (TIO) setelah pemberian obat tetes mata Trovoprost 0,004% dengan setelah pemberian timolol 0,5% pada glaukoma primer sudut tertutup kronik. Penelitian prospektif yang dilakukan dari April 2005 sampai Juli 2005 di Departemen Mata Rumah Sakit Cipto Mangunkitsumo (RSCM) Jakarta pada pasien glaukoma primer sudut tertutup kronik. Subjek dibagi secara acak menjadi 2 grup: grup pertama diberi tetes mata Travoprost 0,004% sekali sehari, dan grup ke dua diberi timolol 0,5% dim kali sehari. Dua minggu sesudah pengobatan dengan obat yang pertama, obat diganti dengan obat yang kedua. Tekanan intraokuler dicatat sebelum pengobatan dimulai, pada hari 1, hari 7 dan hari 14. Masa wash out terlaksanakan selama tiga minggu sebelum terapi awal dan setelah dilakukkan cross over. Enam belas pasien (32 mata) memenuhi kriteria inklusi dan diikutsertakan pada penelitian ini. Sebelum terapi, TIO pada grup Travoprost sebesar 25.38 ± 3,01 sedangkan pada grup timolol sebesar 25,88 ± 2,55 mmHg (p=0,354). Pada hari ke 7 pengobatan, TIO untuk masing-masing sebesar 16,75 ± 1,92 dan 21,25 +_ 3,09 (p=0,00l). Sedangkan pada hari ke 14 pengobatan, TIO untuk masing-masing grup sebesar 13,94 ±_ 2,02 dan 19,25 ± 2,18 (p=000). Dengan demikian Travoprost secara statistik bermakna menurunkan TIO lebih cepat dan besar dari pada timolol (p<0.05). Telex mala Travoprost 0,004% menurunkan tekanan intraokuler lebih cepai dan lebih besar daripada teles mata limolol 0,5%. (Med J Indones 2006; 15:242-5). The objective of this study is to compare the reduction of intraocular pressure (IOP) after instillation of Travoprost compared with timolol in chronic primary angle-closure glaucoma. A prospective randomized, crossover study was conducted from April 2005 to July 2005 at Department of Ophthalmology, National Central General. Hospital (RSCM) Jakarta on subjects with chronic primary angle-closure glaucoma. Subjects were randomly divided into 2 groups: those taking Tmvoprost once daily and those taking timolol twice daily. Two weeks after treatment with the first drug, the second drug was substituted. Intraocular pressure was recorded before therapy, at day 1, day 7, and day 14. There was a wash out period of three weeks prior to initial treatment and after the cross over. Sixteen subjects (32 eyes) met the inclusion criteria and were included in this study. The mean baseline (OP in the Travoprost group was 25.38 ±3.01 mmHg, while in the timolol group it was 25.88 ±2.55 mmHg (p=0.354). At dav 7, the IOP were consecutively 16.75 ± 1.92 mmHg and 21.25 ± 3.09 mmHg (p=0.00i) and at day 14 IOP were 13.94 + 2.02 mmHg and 19.25 + 2.18 mmHg (p=000). This showed that Travoprost decreased the IOP faster and greater than timolol. The mean baseline IOP was 25.38 ± 3.01 mmHg was decreased to 11.44 ± 1.90 mmHg with Travoprost. In the timolol group, the mean baseline IOP of 25.88 ± 2.55 mmHg was decreased to 6.63 ± 2.25 mmHg. Statistically, Travoprost significantly reduced the IOP faster and greater than timolol |