Profil risiko mata uang negara-negara Asia Tenggara pasca krisis moneter
Krisno Aji;
Zaafri Ananto Husodo, supervisor
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003)
|
Keberhasilan suatu perusahaan yang berinvestasi dalam bentuk valuta asing diantaranya ditentukan oleh keberhasilan perusahaan tersebut dalam mengetahui besarnya risiko dan memperkirakan return dari masing-masing mata uang. Dengan mengetahui besamya risiko dan return suatu mata uang akan membantu perasahaan dalam membuat rencana dan keputusan dalam berinvestasi dalam bentuk valuta asing tersebut.Untuk mengetahui risiko suatu mata uang dapat dilakukan dengan mengetahui variance mata uang tersebut. Variance ini dibedakan menjadi unconditional variance dan conditional variance. Conditional variance ini dapat diformulasikan dengan menggunakan model ARCH/GARCH. Model Autoregresive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) adalah model time series untuk kondisi heteroscedasticity yang didasarkan pada conditional variance dimana variance adalah fungsi dari variance sebelumnya. Generalized Autoregresive Conditional Heteroscedasticity (GARCH) yang merupakan pengembangan dari model ARCH adalah teknik permodelan time series yang menggunakan peramalan variance niasa lalu untuk meramalkan variance masa depan.Penelitian ini selain bertujuan untuk mengetahui profil resiko dari mata uang di kawasan Asia khususnya pasca krisis moneter 1997, juga untuk mengetahui besamya pengaruh dari faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhinya, yaitu tingkat bunga yang berlaku di negara tersebut, indeks harga saham gabungan masing-masing negara serta kurs mata uang Yen Jepang.Penelitian ini menggunakan beberapa mata uang di Asia Tenggara yang menggunakan kurs mengambang, yaitu Rupiah, Peso Filipina, Baht Thailand, serta Dollar Singapura. Skala data yang digunakan adalah data harian mulai 1 Januari 1996 sampai dengan 31 Desember tahun 2001 sebagai sumber data.Metodologi penelitian dilakukan dengan melakukan analisa pergerakan nilai mata uang regional terhadap dollar US dengan dua cara yaitu Time Series dengan melakukan analisis deret waktu atas pergerakan dan volatilitas nilai tukar masing-masing mata uang regional atas US$ harian dengan mencari besarnya conditional variance dengan menggunakan model GARCH, serta menganalisis hubungan antara nilai tukar mata uang regional dengan beberapa variabel yang mempengaruhinya yaitu tingkat suku bunga, indeks harga saham gabungan masing-masing negara, serta pergerakan nilai mata tukar mata uang regional utama yaitu nilai tukar mata uang Yen Japan terhadap USS.Pengolahan data menggunakan alat bantu software Hviews version 3.0, serfangkan untuk pembuatan grafik menggunakan alat bantu Microsoft Excell 2000.Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa volatilitas nilai tukar mata uang negara-negara Asia Tenggara yaitu Rupiah, Peso Philipina, Dolar Singapura, serta Baht Thailand sampai dengan bulan Juni 1997 cendcrung relatif stabil. Setelah bulan Juli 1997 nilai tukar mata uang keempat negara Asia tersebut sungat volatile. Volatilitas nilai tukar ini menunjukkan risiko untuk memegang mala uang tersebut.Dari keempat mata uang yang diamati. Setelah terjadinya krisis moneter mata uang Rupiah mengalami depresiasi yang paling besar, disusul mata uang Baht Thailand, Peso Philipina dan Dollar Singapura. Volatilitas nilai tukar mata uang Rupiah juga paling tinggi dibandingkan mata uang lainnya, terulama pada tahun 1998, sedangkan volatilitas mata uang Singapura selama 1996 -2001 cenderung paling kecil dibandingkan mata uang lainnya. Pergerakan nilai tukar mata uang Rupiah selama masa penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 kecuali tahun 1997 dipengaruhi oleh indeks harga saham gabungan Jakarta (JCI). Selain faktor tersebut nilai Rupiah pada tahun 1997 juga dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang Yen Jepang dan pada tahun 2001 dipengaruhi oleh lag sebelumnya.Pergerakan nilai tukar mata uang Peso Philipina pada tahun 1997 dan 1998 dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang Yen Jepang dan lag sebelumnya. Faktor lain yang berpengaruh adalali indeks harga saham gabungan Philipina yang berpengaruh pada tahun 1998 dan 2000.Pergerakan nilai tukar mata uang Dollar Singapura dalam periode penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar mata uang Yen Jepang. Faktor lain yang berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang Dollar singapura pada tahun 1998 adalah indeks harga saham gabungan Singapura (STI) dan pada tahun 1996 dan 1997 juga dipengaruhi oleh lag hari sebelumnya.Pergerakan nilai tukar mata uang Baht Thailand selama masa penelitian yaitu antara tahun 1996 sanipai dengan tahun 2001 dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor lag sebelumnya berpengaruh pada tahun 1996 dan 1997. Faktor Yen Jepang berpengaruh pada tahun 1996 dan 2001, sedangkan indeks harga saham Thailand (SET) pada tahun 1998 berkorelasi negatif terhadap mata uang Baht Thailand.Dari ketiga variabel tak bebas yang dipergunakan pada umumnya kurs mata uang Yen Jepang berkorelasi positif dengan mata uang Asia Tenggara, sedangkan indeks harga saham gabungan masing-masing negara berkorelasi negatif dengan kurs mata uang nagara-negara tersebut, dimana menguatnya indeks harga saham gabungan berkorelasi dengan menguatnya nilai mata uang masing-masing negara. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tingkat bunga antar bank di masing-masing negara tidak berkorelasi dengan naik turunnya nilai mata uang di negara-negara Asia Tenggara tersebut. |
T 259-Profil risiko.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T259 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | ix, 85 hlm. ill. ; 29 cm. + Lamp |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T259 | 15-19-641612248 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 90237 |