:: UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Kovergensi etnolinguistis di Halmahera Tengah: sebuah analisa pendahuluan

Masinambouw, Eduard Karel Markus; R.M. Koentjaraningrat, 1923-1999, promotor; Verhaar, J.W.M., co-promotor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1976)

 Abstrak

Keanekaragaman sukubangsa dan bahasa di Indonesia sering merupakan sumber kebanggaan orang karena dua alasan yang sedikit-banyak berlawanan satu dengan yang lain. Pada satu pihak keanekaragaman itu sendiri menunjukkan betapa kayanya warisan kebudayaan kita; pada lain pihak perbedaan yang tersimpul di dalam keanekaragaman itu menunjukkan betapa kita berhasil mengatasinya sehingga persatuan tetap terpelihara. Pada hakekatnya keanekaragaman itu baru merupakan masalah untuk diatasi jikalau terdapat komunikasi antara suku bangsa yang berbeda itu. Jikalau tidak, maka keanekaragaman itu hanyalah suatu tahap dari proses diferensiasi yang makin mendalam sebagaimana nyata terlihat di dalam perkembangan historic bahasa-bahasa di dunia ini.
Namun demikian, proses diferensiasi yang membuat bahwa masing-masing sukubangsa dan bahasa menjadi suatu sistem sosial-budaya yang bersifat unik dan khusus, tidaklah mengarah ke suatu tahap keadaan di mana sistem itu berbeda secara mutlak. Bagaimana pun berbedanya sistem sosial-budaya yang satu dari yang lain, terdapatlah selalu pola-pola yang berlaku secara umum bagi semua sistem sosial-budaya yang ada di dunia. Casagrande (1966: 280) mengutip Linton yang menyatakan bahwa ?behind the seemingly endless diversity of culture patterns there is a fundamental uniformity? Heseragaman itu dianggapnya terbukti oleh kenyataan bahwa manusia bisa dan memang mampu memperoleh penguasaan bahasa lain yang berbeda. Ditambahkannya bahwa ?...although perhaps with greater difficulty, (men) can come to appreciate each other's culture, if only by imaginative participation?.
Pernyataan yang dikutip itu memang terwujud dan dapat diamati secara jelas di pulau Halmahera. Sukubangsa-sukubangsa yang hidup di bagian Utara pulau ini secara linguistis memperlihatkan kontras yang sangat besar dengan yang hidup di bagian Selatan oleh karena bahasa masing-masing golongan sukubangsa itu mempunyai anal-usul genetic yang berbeda. Lagi pula banyak bahasa sukubangsa dalam masing-masing golongan itu berbeda sedemikian rupa sehingga tidak dipahami oleh yang lain. Namun demikian, diferensiasi yang demikian besarnya tidaklah menghambat komunikasi antar-sukubangsa. Rupa-rupanya kontras perbedaan sukubangsa dan bahasa teratasi, atau mengalami 'netralisasi' sebagai akibat interaksi etnis. Inter-aksi itu memperlihatkan derajat intensitas yang sangat tinggi di bagian Tengah pulau Halmahera di mana terjadi pertemuan antara sukubangsa yang beranekaragam dalam lingkungan satu desa dan dalam lingkungan satu keluarga. Dengan demikian, sementara perbedaan sukubangsa dan bahasa dari penduduk halmahera utara dan halmahera Selatan adalah akibat proses diferensiasi yang secara umum selalu berlangsung antara satu golongan manusia dengan golongan manusia lainnya, perbedaan itu di Halmahera tengah adalah akibat gerak pindah penduduk daerah itu.

 File Digital: 1

Shelf
 D208-Eduard karel Markus Masinambow.pdf :: Unduh

 Metadata

No. Panggil : D208
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1976
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D208 07-19-766914838 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 91293