Tingginya arus dan tingkat migrasi di Provinsi Sumatera Barat telah menyebabkan ketidakmerataan penyebaran penduduk yang cukup tinggi. Hal tersebut berpengaruh terhadap kegiatan pembangunan daerah dan menimbulkan kesenjangan antardaerah kabupaten/kota di provinsi tersebut. Tulisan ini menganalisis pola interaksi migrasi antardaerah untuk mengetahui kecendrungan mobilitas pendduk yang terjadi antar kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Bara, serta melakukan analisis interaksi spasial untuk mengukut keterkaitan antara daerah dan posisi daya tarik suatu daerah di bandingkan daerah lain di sekitarnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktro jumlah pendudukn di daerah asal dan tujuan berpengaruh positif terhadap pola interaksi migrasi antara daerah kabupaen kota di Sumaera Barat, sedangkan faktor jarang antardaerah berpengaruh sebalikanya. Migrasi cenderung terjadi ke daerah yang memiliki daya tearik tinggal yaitu Kota Padang, Kabupaten Solok Pariaman Kabupaten Sawah Lunto dan Kabupaten 50 kota. Sebaliknya penduduk menghindarei kabupaten kepulauan Mentawai Kota Sawahlunto dan Kota Padang Panjang sebagai tujuan migrasi. hasil analisis interaksi spasial mengindikasikan adanya kesenjangan pembangunan antara daerah yang memiliki daya tarik tinggi dan daerah dengan daya tarik rendah. |