:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Peran "orang kuat" dalam integrasi suatu negara: Idiosinkresi Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan dalam membangun integrasi di Uni Emirat Arab

Syafril bin Abdul Halim; Ibnu Hamad, supervisor ([Publisher not identified] , 2004)

 Abstrak

Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mengungkapkan idiosinkresi "orang kuat", Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, dalam membangun integrasi Uni Emirat Arab. Masalah integrasi menjadi isu sentral di Timur Tengah karena sulitnya mewujudkan masalah tersebut. Lain halnya dengan Uni Emirat Arab yang terdiri dari tujuh emirat (Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm al-Qaiwain, Ras al-Khaimah dan Fujairah), integrasi negara ini sejak 2/12/1971 sampai sekarang (2004) masih utuh, dan bahkan bertambah kuat. Karena itu, penulis tertarik untuk mengungkapkan sifat-sifat istimewa Sheikh Zayed yang membuatnya berhasil membangun integrasi yang menyatukan ketujuh emirat tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma klasikal dengan pendekatan kualitatif dan metode biografi. Seperti diyakini sementara pihak bahwa metode biografi sangat balk untuk menjelaskan perilaku seseorang dalam menggeluti suatu masalah. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka. Melalui data yang dapat dikumpulkan, penulis berusaha mengangkat sifat-sifat khas Sheikh Zayed yang berkaitan dengan inasalah integrasi di Uni Emirat Arab. Di antara temuan penelitian ini adalah bahwa sikap pemurah, solider dan sederhana Sheikh Zayed sangat menunjang keberhasilannya dalam menggalang persatuan di kawasan Teluk. Berangkat dari keyakinannya bahwa persatuan akan mendatangkarl kebaikan dan perpecahan akan menimbulkan malapetaka bagi masyarakat kawasan, Sheikh Zayed berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan persatuan antara berbagai emirat yang ada di Teluk. Sheikh Zayed, Presiden UEA sekaligus emir Abu Dhabi, dalam bertindak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam yang luhur. Dia paham betul bahwa yang berpunya berkewajiban mengulurkan tangan kepada yang kurang beruntung. Sheikh Zayed berkeyakinan bahwa emirat-emirat yang lebih kecil dan miskin yang ada di kawasan juga berhak menikmati kekayaan minyak Abu Dhabi. Agaknya kebijakan "open hand" yang dijalankan oleh Sheikh Zayed ini merupakan salah satu pilar yang menopang tegaknya federasi Uni Emirat Arab. Kiranya kebijakan "open hand" ini diadopsi oleh "orang kuat" lainnya, seperti Muammar Gadhafi, dalam menggalang integrasi dengan negara tetangganya yang lebih miskin, seperti Tunisia dan lainnya, tentu dia sudah berhasil mewujudkan persatuan di kawasan. Kendatipun demikian, UEA sendiri tampaknya Bakal menghadapi masalah integrasi di masa depan, mengingat sukarnya mencari tokoh seperti Sheikh Zayed.

This research shows the important contributions of Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, the ruler of Abu Dhabi and the president of the United Arab Emirates, in the foundation of the Emirates union and in it's success. The success of the Emirates model of unity is so important to the Arab world since the failure of other efforts to make unity as in the case of Egypt and Syria in 1961. So the UAE model, in which 7 small states united in 1971, is giving hope that one day another unity may take place among the Arab countries. The researcher show the important role played by Sheikh Zayed in creating this unity in the UEA, and his personal charisma that make this union very strong and rooted. The researcher in the frame work of this research used descriptive and analytical methods and biography analysis of Sheikh Zayed and his patriarch role that led to this long lasting union. The research tells that the success of the union in the United Arab Emirates, owes a lot to Sheikh Zayed personal leadership traits, and to his farsightedness and wisdom. In additional to that, Sheikh Zayed deeply believes in unity as an Islamic value, so he endured so many challenges and differences with patience to overcome the obstacles in the way of the unity. He helped the poor emirates in the union saying that they have the right to enjoy the benefit of Abu Dhabi oil wealth. So the researcher believes that the liberal financial policy of Sheikh Zayed is one of the most important factors for the success of this model of unity in the Arab World. The researcher believes that, if other Arab leaders in the countries with the same background as the United Arab Emirates, could follow Sheikh Zayed liberal financial method in helping neighboring Arab countries, the Arab unity would have come true since a long time. The researcher also thinks that the United Arab Emirates could face political challenges in the future after the death of Sheikh Zayed (86 years) because no other leader will be able to play his charismatic role.

 File Digital: 1

Shelf
 T 14900a.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T14900
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2004
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T14900 15-19-217228013 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 93103