Manajemen likuiditas, meskipun suatu aspek yang sering diabaikan dalam manajemen keuangan, tetapi menempati bagian terbesar waktu dan perhatian manajer keuangan. Dengan pengertian kelemahan likuiditas berarti bahwa perusahaan tidak bias. mendapatkan keuntungan diskon dalam kesempatan usaha yang menguntungkan. Kelemahan likuiditas yang serius berarti bahwa perusahaan tidalc mampu membayar hutang-hutangnya saat lni atau kewajiban-kewajiban lainnya. Hal ini, dalam kondisi yang terburuk dapat menyebabkan ketidakmampuan membayar hutang dan dinyatakan pailit.Para praktisi keuangan percaya bahwa ukuran tradisional likuiditas perusahaan (seperti rasio berjalan, rasio cepat dan bahkan modal kerja statis, dalam hal apakah sumber-sumber kas tunai selalu bias digunakan pada waktu yang ditentukan saat ini untuk memenuhi kewajiban-kewajiban saat ini. Indikator-indikator likuiditas statis inenggarisbawahi pendekatan likuiditas pada analisa likuiditas daripada perhatian yang diabakan.Berdasarkan sudut pandang ini, Gitman (1974) mulai memberikan saran menggunakan pendekatan operasionaI atau Cash Conversion Cycle (CCC) pada analisa likuiditas. CCC merupakan suatu ukuran dinamis manajemen likuiditas saat ini dengan pengertian bahwa ukuran tersebut menggabungkan neraca dan data data laporan pendapatan untuk membuat suatu ukuran yang menyatakan perbedaan waktu, diantara perusahaan yang melakukan pembayaran dan menerima arus kas. Dengan kata lain, ini merupakan interval waktu bersih diantara pengeluaran kas aktual pada perusahaan-perusahaan yang membeli sumber-sumber produktif dan penyelesaian penerimaan kas dari penjualanpenjualan produk.PeneIitian ini meneliti manajemen CCC perusahaan atas industri properti di Indonesia, melibatkan hubungan diantara manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan. (ROA) , implikasi kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV), mempengaruhi manajemen likuiditas (CCC) terhadap nilai perusahaan (PBV),dan implikasi manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV). Penemuan-penemuan impiris untuk industri properti yang ditunjukkan oleh (CCC) - (ROA) mempunyai hubungan negatif yang signifikan. Secara umum, hasiI-hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa semakin pendek jangka waktu (CCC) semakin baik kinerja perusahaan (ROA). Selair itu, untuk industri. properti, kinerja perusahaan (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) dalam penelitian ini. Secara umum, basil penelitian menunjukkan manajemen likuiditas agresif dengan menurunkan (CCC) untuk meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi dalam industri properti terutama untuk perusahaan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), hubungan diantara manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan (ROA) dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Liquidity Management, though many limes a neglected aspect in financial management, occupies a major portion of a financial manager's time and attention. In a sense, a deficiency of liquidity implies that the firm is unable to take advantage of favorable discounts or profitable business opportunities. A serious insufficiency of liquidity means that the firm is lacking ability to pay its current debt or ather obligations. This may, in-its most severe condition, to insolvency and bankruptcy.Financial Practitioners perceive that traditional measures of corporate liquidity ( such as the current ratio, the quick ratio and even net working capital) are static in terms of what cash resources are ready for use at a given moment in time to satisfy the current obligations. Static liquidity indicators underline basically a liquidation approach to liquidity analysis, rather than a going concern.From this point qf view, Gilman ( 1974) starts to advocate the use of the operating_ approach - a Cash Conversion Cycle ( CCC) to liquidity analysis. The CCC is a dynamic measure of ongoing liquidity management in the sense that it combines both balance sheet and income statement data to genvratr: a measure that tells a time difference, between the company making payments and receiving cash flow. In the other words, it is the net time interval between actual cash expenditure on a firms purchase of productive resources and the recovery of cosh receipts. from product sales.This study examines management of a firm's CCC of Property Industry in Indonesia, involve the relationship between liquidity management (CCC) and corporate Performance (ROA), implication corporate performance (ROA) to c ?rporate value (PBV), influencing liquidity management (CCC) to corporate value (PBV) , and implication liquidity management (CCC) and corporate performance (ROA) to corporate value (PBV). The empirical findings for property Industry shown (CCC) - (ROA) having significant negative relationship. In general, the results support previous studies that a lower (CCC) period with better corporate performance RCA. In addition, for property Industry, corporate Performance (RCA) has not a significant influencing to' corporate value (PBB9 in this study Overall, the result indicate that aggressive liquidity management with reducing (CCC) enhances corporate performance, but in the Property industry especially for Property companies that listed at Jakarta Stock Exchange (JSX), relationship between the Management Liquidity (CCC) and Corporate Performance (ROA) in this study is not significant effects to the Corporate Value (PBV). |