:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Paradoks dalam novel The God of Small Things karya Arundhati Roy

Nababan, Mangihut; Okke Saleha K. Sumantri Zaimar, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000)

 Abstrak

Untuk menyampaikan gagasannya secara lebih efektif, banyak sastrawan
menggunakan paradoks. Setelah dianalisis dcngan menggunakan pendekatan New
Criticism, ditemukan bahwa dalam novelnya 7711: God of Small Things, Arundhati Roy
menggunakan paradoks pada peristiwa, penokohan, dan penceritaan untuk mengkritik
budaya Anglophilia dan pralctek ajaran Kristen aiiran Suriah di Kerala, negara bagian di
India bagian Selatan.
Orang ?berkulit putih,? terutama orang lnggris, yang dianggap bcrbudaya tinggi
dan berperilaku baik, ternyata berperilaku jahat dan menyebabkan kesengsaraan bagi
peududuk asli yang mengaguminya, dan yang sebenarnya memiliki kelebihan-kelebihan.
Secara ironis, pemujaan secara berlebihan terhadap Sophie Mol, seorang peranakan
?berkulit putih? yang sedang berkunjung ke rumah kakeknya di Ayemenem, Kerala,
merupakan pemicu dari berbagai kejadian mcnyedihkan, termasuk kematian Sophie Mol
Sendiri.
Gereja mengajarkan persamaan martabat rnanusia di hadapan Tuhan. Akan tetapi,
agama Kristen aliran Suriah di Kerala menggolong-golongkan umatnya berdasarkan
kasta. Umat yang berasal dari ketumnan Brahmana (Touchables), polisi dan orang
?berkulit putih" ditempatkan pada kelas atas, kelas terhormat, sementara kaum paria
(Untouchables), Arnmu yang dikucilkan karena melanggar atumn keluarga, bersama anak
kembarnya, ditempatkan pada kelas bawah, kclas terbuang.
Akan tetapi, kedua kelompok manusia ini dibuat lebih hina dari binatang dan
serangga. Seperti binatang, kelompok atas ini begitu kejam dan kasar terhadap kaum
bawah. Kaum Untouchable.: diperlakukan begitu hina dan tidak berdaya, sehingga
kehidupan binatang dan serangga seolah-olah lebih langgeng dari kehidupan mereka.
Sementara itu, binatang dan serangga menunjukl-can sifat-sifat manusia dan diperlalcukan
seperti manusia. Selanjutnya kaum Untouchable: dan keluarga tersnsih Ammu dibuat
lebih berguna dari kaum Touchables, polisi dan orang ?berkulit putih?, karena kelompok
pertama membuat yang tidak berguna dan terbuang menjadi berguna, sedangkan
kelompok kcdua membuat barang yang baru dan berguna menjadi tidak bcrguna.
Perscllngkuhan Ammu dari keluarga Brahmana dengan Vclutha dari kclompok
paria merupakan hujatan terhadap pihak yang menguiuk ikatan antara insan dari kedua
kelompok tersebut. Perbuatan incest anak kembar Arrunu bisa dilihat, antara lain, sebagai
ejekan terhadap praktek agama Kristen aliran Suriah yang mengutuk pemikahan
antarsuku dan antaragama, dan menekankan pemikahan sesama mere]-ca. Perbuatan
terkutuk tersebut bisa juga dilihat sebagai akibat dari patahnya cinta pada kehidupan
mercka. Tidak seorang pun mencintai mcrcka, dan orang-orang yang pemah mereka
cintai tclah mcninggal.

Abstract
In order to convey their message more effectively, many writers use paradoxes.
Analytical study of The God of Small Things employing New Critcism reveals that in his
novel, Arundhati Roy uses paradoxes in the plot, characterization, and language to
criticise Anglophlia and Syrian Christian practices in Kerala, a Southern state in India.
The Whites who are thought to be highly civilized and., therefore well-behaved,
tum out to be notorious and cause sufferings to the natives who admire them. These
natives are thought to be inferior, but actually are worthy. Ironical ly, excessive devotion
towards visiting Sophie Mol, an English mixed-blood young girl, triggers tragedies,
including the death oi' Sophie Mol herselti
The church preaches equality of men before God. But the Syrian Christian church
puts her faithfuls in castes. Descendants of former Brahmins (Touchables), the police and
the Whites are put in the highest position, and are highly respected, whereas the pariahs
(Umauchables), Ammu for breach of family regulation, together with her twins, are put
in the lowest one, and considered worthless.
But these two groups of people are made inferior to animals and insects. Like
animals, Ybuchables, thc police and the Whites are so cruel towards Unrouchables,
Arnmu, and her twins that animals and insects seem more viable than them. Furthermore,
the Umouchables are made worthier than the Unrouchables. in that the former make
useless and discarded things useful, whereas the latter make new and useful things
useless-
. Adultery commited by Arnmu, a Brahmin descent, with Velutha, a pariah, is seen
as a blow to those who consider marriages between two different castes impossible and
condemned. Incest done by Ammu?s twins is seen, among others, as a ridicule to Syrian
Christian practices which denounces marriages between different tribes and ditTerent
religions, engouraging marriages among themselves. It may also be viewed as a result of
love deprivation in their life, because no one loves them and the people they loved have
parished

 File Digital: 1

Shelf
 T5284-Mangihut Nababan-full text.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : T5284
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : v, 110 pages: illustration; 30 cm. + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T5284 15-19-658572659 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 95603