Perempuan memaknai fisika: Studi kasus di Jurusan Fisika, FMIPA-UI = Women's sense of physics: Case study at physics department, FMIPA-Ul
Niken Lestari;
Karlina Supelli, supervisor
(Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006)
|
Banyak dari fisikawan perempuan tidak dikenal oleh masyarakat umum sehingga perempuan yang memilih jurusan fisika di perguruan tinggi dilihat sebagai pengecualian. Hal itu kemudian memberi citra maskulin pada ilmu fisika. Studi kasus ini menggunakan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan perspektif perempuan, mencoba memahami pengalaman dan pola pemelajaran mereka di jurusan fisika, FMIPA-UI.Penelitian ini menemukan bahwa cara pandang dominan yang diadopsi ilmu fisika telah menempatkan pola pemelajaran perempuan pada posisi yang rendah sehingga otoritas intelektual mereka tidak diakui setara. Albasil, sedikit sekali permmpuan yang memercayai intuisi dan perasaan mereka untuk menghasilkan solusi. Intuisi dan perasaan, dipakai dalam pemelajaran berbasis pengalaman, dinilai bagian dari subyektivitas yang hares diminimalisasi demi mencapai obyektivitas yang tinggi_ Perempuan juga mengalami tekanan untuk mengadopsi strategi fragmentasi untuk bertahan dalam komunitas yang mayontas adalah lakilaki. Selama proses itu, yang tadinya dianggap sebagai strategi menjadi identitas din. Seluruh pengorbanan yang tidak sepadan dengan hasil yang akan diperoleh membuat perempuan kurang tertarik menjadi pemelajar fisika.Menjadi panting untuk membawa sejarah penemuan dalam pengajaran di kelas serta merekrut beberapa pendidik perempuan dalam fisika. Strategi ini diharapkan dapat mengubah cara pandang dominan untuk mengakui kesetaraan pemelajaran berbasis pengalaman dalam menghasilkan pengetahuan. Many of women physicists were unknown to public therefore some women who chose physics in higher education were considered as exception. This eventually created the image of physics as male-domain. This case study, using in-depth interview and was analyzed with women perspective, tried to explore women experience and way of knowing at physics department in UI.This research found that the dominant epistemology adopted in physics has put women's way of knowing no place to gain intellectual authority equal to men. Therefore only few of the women have trusted their intuition and feeling to produce solution. Intuition and feeling, important in experiential learning, were seen as part of subjectivity that should be proscribed for the sake of objectivity. Women also were pressured to adopting' fragmentation strategy to survive in the male-majority community. During the process, what was strategy has become self-identity. With all the agony and only little gain in the end of it, women were not enthusiast in becoming physics knower.It is then important to bring history of discovery and recruit more women lecturer into the class. The strategy hopefully could change the dominant epistemology in recognizing experiential learning authority in producing knowledge. |
T 18359-Perempuan memaknai.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T18359 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | x, 191 lembar; il., 29 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T18359 | 15-19-856637977 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 95991 |