Sekolah dalam hal ini adalah Universitas/pendidikan tinggi sebagai agen sosialisasi dapat membentuk karakter seorang mahasiswa selama mereka menempuh pendidikan dengan bersosialisasi di Iingkungan kampus. Kampus menjalankan fungsi sosialisasi nilai dan sikap profesi melalui kurikulum terselubung. Penerapan kurikulum terselubung dilihat melalui pola-pola interaksi sosial yang tedadi antara para dosen dan mahasiswa/mahasiswi di kampus, dan dengan lingkungannya setiap hari.Studi ini dilakukan untuk menggambarkan peran kurikulum terselubung yang terjadi di Iingkungan mahasiswa `desain dalam proses sosialisasi selama menempuh pendidikan, yang merupakan proses pembentukan sebuah profesi (desainer). Pertanyaan pengertian adalah bagaimana peran kurikulum terselubung pada proses sosialisasi mahasiswa dalam pembentukan sikap dan memenuhi tuntutan-tuntulan sebuah profesi untuk menjadi profesiona.Untuk menjawab penelitian ini digunakan pendekatan kuaiilatif dengan informan kurang lebih 20 mahasiswa dari 3 program studi dan dari angkatan /semester 1 sampai tugas akhir, juga merupakan anggota dari kelompok-kelompok mahasiswa yang berbeda serta beberapa orang dosen. Dilakukan wawancara seoara formal maupun informal dan mengadakan obsen/asi dengan menjadi bagian dari lingkungan FSRD.Digunakan pendekatan kualitatif karena yang ingin dipahami adalah makna-makna yang terdapat di balik dari tindakan perorangan yang mendorong terwujudnya gejaia-gejala sosial tersebut.Dari hasil penelitian didapat data-data dalam bentuk narasi yang kemudian dianalisa dan diinterpretasikan untuk mendukung kebenaran dari hipotesa yang digunakan. Data-data yang bersifat kualitalif juga akan memanfaatkan kajian literatur dan data-data yang bersifat kuantitatif untuk mendukung analisa.Pola-pola interaksi sosial mencakup pola generalisasi, pola exempllfication, pola modeling, pola imbalan dan sanksi, yang merupakan penerapan dari kurikulum terselubung. Pala generalisasi dilihat dari tuntutan sekolah pada mahasiswa untuk berprestasi, bagaimana Cara-cara mereka dalam proses penyelesaian tugas-tugas untuk menghasilkan kalya (desain) yang cukup banyak dan sesuai dengan permintaan dosen yang bersangkutan. Pola exemplification dilihal dari aktintas di lingkungan FSRD, aktivitas apa saja yang terjadi yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dan dapat merupakan cermin dari lingkup ker` dan karakler desainer dari bagaimana mereka membentuk lingkungannya. Poia modelling adalah sikap dan perilaku dosen, praktisi ataupun senior dan alumni yang dapat dilihat oleh mahasiswa dan merupakan acuan sosok seorang desainer.Pola imbalan dan sanksi adalah penilaian dan cara pandang dosen terhadap mahasiswa. dilihat dari sikap yang terbuka dalam berinteraksi dan cara bersikap dengan siswa yang dapat menumbuhkan kesadaran akan adanya berbagai penilaian dosen terhadap sebuah hasil karya diluar diri siswa tersebut.Studi ini untuk memberikan gambaran dan wawasan pengetahuan mengenai profesi desainer yaitu desainer Interior, Komunikasi Visual dan produk_ Bahwa seorang desainer memiliki kaitan yang eral dengan seni budaya dan harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam bentuk gambar, maka dibutuhkan suatu keahlian khusus yaitu bakat gambar yang dalam proses pendidikan di perguruan tinggi akan diarahkan dan dipertajam serla dilunjang oleh pengetahuan-pengetahuan lain yang signifikan serta akan mendapat pengaruh-pengaruh dari Iingkungan dimana mereka belajar baik dari teman, guruldosen, dll. Melalui kurikulum terselubung.Kurikulum terselubung memberi pengaruh yang cukup besar lerhadap perubahan perilaku mahasiswa selama rnereka menempuh pendidikan, dimana sebagian besar dari mereka akan mengikuti perilaku I sikap dari para seniornya, dosen, pembimbing, dan ikut ambil bagian dari berbagai aktiiitas yang berlangsung.Mereka belajar dari seniomya bagaimana sistim belajar dalam menyelesaikan tugas-tugas untuk menghasilkakn karya desain, pendekatan kepada dosen dan pembimbingnya dianggap memang perlu sehubungan dengan detil tugas, bobot penilaian tiap dosen berbeda juga agar mendapat perhatian dan informasi seiengkapnya. Lingkungan FSRD sangat menunjang untuk mereka berpikir Iebih kreatif, dan suasananya juga dianggap nyaman untuk mereka berkumpul mengadakan berbagai kegiaatan dan mereka memiliki kebebasan untuk membentuk suasana lingkungan ataupun mengadakan kegiatan-keglatan ekstra. Mereka juga merasa dosen-doscn desain relatif "baik" dalam arti, informalif, cukup membantu karena banyak dosen tetap yang berarti setiap saat biasa ditanya (untuk asistensi) dan ?bersahabati Sosok dosen tidak terlalu ditakuti karena hubungan belajar mengajar yang relatif ?dekaf membuat kesan yang lebih rile-ks dan santai tidak terlalu formil, terutama bila di luar kelas. Walaupun memiliki standard dalam penilaian, memang beberapa mengatakan kurang jelas patokan nilainya karena hasil karya desain adalah abstrak dan bukan ilmu pasti, jadi mereka mencari-cari informasi mengenai bobot penilaian dari tiap-tiap dosen dan mengadakan 'pendekatan' pada dosen untuk mendapatkan perhatiannya.Kurikulum terselubung yang terjadi di lingkungan mahasiswa desain memperlihatkan bagaimana gambaran mahasiswa desain berkaitan dengan proses kerja menghasilkan karya desain yang juga merupakan proses sosialisasi mengenai bagaimana sebenarnya profesi desainer itu, dilihat dari Iingkup dan cara kerjanya serta perilaku sosialnya. |