:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Hubungan status imunisasi difteri dengan kejadian difteri pada kejadian luar biasa (KLB) difteri di Kabupaten Cianjur tahun 2001 = The relationship between anti-diphteria immunization status and diphteria occurence, during an outbreak of diphteria in the district of Cianjur, 2001

Rusli; Tarigan, Lukman Hakim, supervisor (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003)

 Abstrak

Penyakit difteri merupakan penyakit menular bersifat akut yang disebabkan bakteni (corynebacterium diphteriae). Kejadian difteri di Kabupaten Cianjur dilaporkan mulai tahun 1997-2000 bertumut-turut yaitu sebesar 0,32; 0,58; 0,52; 3,6 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2001 (sampai dengan bulan Juni) telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri semua kelompok umur sebanyak 141 kasus, dan meninggal 26 kasus atau afiack rate (AR) = 4,9% dan _ case fatality rate (CFR = 18,4%). Kelompok umur yang diteliti yaitu umur bawah 10 tahun sebanyak 109 kasus (77,3%) dengan AR = 8.9% dan CFR = 19,3%) KLB tersebut terjadi di Desa Padaluyu Puskesmas Cugenang, Desa Lembahsari Puskesmas Cikalongkulon, dan di Desa Bojongkasih Puskesmas Kadupandak, sedangkankan cakupan imunisasi difien di ketiga daerah KLB tersebut mencapai cakupan diatas target (80%). Oleh karena itu dipandang perlu untuk melakukan penelitian mencan penyebab kejadian Juar biasa (KLB) tersebut.
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan status imunisasi difteri dengan kejadian difteri pada KLB difteri tersebut. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol. Kasus adalah anak umur dibawah 10 tahun yang di diagnosis oleh petugas kesehatan sebagai kasus difteri yang tercatat pada register rawat jalan/rawat inap puskesmas atau rumah sakit. Jumlah kasus yang dapat diidentifikasi dan register tersebut sebanyak 84 orang. Kontrol adalah anak umur bawah 10 tahun bukan kasus difteri sebanyak 252 orang berasal dari desa KLB yang diambil secara acak untuk diikutsertakan dalam penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan ibu anak pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol menggunakan kuesioner untuk mengukur status imunisasi difteri, pengetahuan ibu, sikap ibu dan melakukan pengukuran status gizi anak, kepadatan hunian. Analisis data mulai dari analisis bivariat, analisis stratifikasi, dan analisis multivariat (regresi logistik ganda) dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS versi 10.0.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan status imunisasi difteri dengan kejadian difteri pada KLB difteri (p < 0,05) dengan nilai OR sebesar 2,74 (CI 95%; 1,47—5,12) setelah dikontrol oleh pengetahuan ibu. Variabel covariat pengetahuan ibu merupakan confounding terhadap hubungan status imunisasi difteri dengan kejadian difteri tersebut dengan nilai OR sebesar 2,72 (CI 95%; 1,55—4,76). Status gizi anak variabel berpengaruh terhadap kejadian difteri anak pada KLB difteri, secara statistik bermakna (p<0,05), Status gizi anak tersebut merupakan variabel independen terhadap kejadian difteri anak pada KLB difteri karena terbukti tidak terjadi interaksi dengan variabel utama (hasi) uji interaksi) begitu pula bukan merupakan faktor confounding (hasil uji confounding) dengan nilai OR sebesar 2,17 (95% CT, 1,26—3,75).
Saran-saran yang dianjurkan kepada Puskesmas Cugenang, Cikalongkulon, dan Kadupandak Kabupaten Cianjur yaitu agar masyarakat (bu) yang mempunyai bayi diberikan pelayanan imunisasi difteri secara lengkap tiga dosis, dan diberikan penyuluhan secara rutin melalui kelompok dasa wisma atau kelompok pengajian agar pengetahuannya meningkat antara lain tentang: manfaat imnunisasi difteri, tanda/gejala difteri, bahaya difteri, dan cara penularan difteri, Saran untuk masyarakat agar meningkatkan status gizi dengan cara mengkomsumsi makan bergizi atau menanam sediaan pangan sumber zat gizi pada pekarangan halaman rumah, sedangkan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur yaitu mempnioritaskan kepiatan termasuk pengganggaran di daerah KLB antara lain yaitu Program Imunisasi DPT, Program Perbaikan Gizi, Program Penyuluhan Kesehatan.

Diphthena is an acute communicable disease caused by bacteria (Corynebacterium diphteriac). The reported diphtheria. incidences (per 100,000 populations) in District of Cianjur, from 1997 to 2000, were 0.32, 0.58, 0.52, and 3.6. Up to June 2001, there was an outbreak of 141 diphtheria cases (aftack rate = 4.9%), Among all cases, 26 were died (case fafality rate = 18.4%). Among 141 cases, about 109 cases (77.3%) were children under 10 year olds that became our study population. The corresponding affack rate (AR) and cuse fatality rate (CFR) in our study population were 8.9% and 19.3%. The outbreak was occurred in Padaluyu village (served by Cugenang community health center), Lembahsari village (served by Cikalongkulon community health center} and Bojonpkasth village (served by Kadupandak community health center), wherein the immunization coverage in those 3 villages had surpassed the target proportion (1.¢. 80%). It was then thought to be necessary to invesligate what the reason of the outbreak was.
The objective of this case-control study was to know the relationship between anti-diphtheria immunization status and diphtheria occurrence, during an outbreak of diphtheria in that areas. Cases were under-10 children diagnosed by health providers as diphtheria cases recorded in community health center and hospital registries, Number of cases identified from those registries was 84. Controls were 252 under-10 children uninfected by diphtheria and sampled randomly from the villages of outbreak.
Data was collected by interviewing the mothers of cases and controls. Using questionnaires, the (anti-diphtheria) immunization status, mother’s knowledge and attitude, child nutritional status and house density were measured. The bivariate analysis, stratification analysis and multivariate analysis were all done using computer statistical package SPSS version 10.
The result showed that after adjustment of mother’s knowledge, there was a statistically significant association between immunization status and diphthena (OR=2.74; CI 95%: 1.47—5.!2; p < 0.05). Variable of mother’s knowledge was a confounder. Child nutritional status was also a risk factor associated significantly with child diphthena (p < 0.05). No interaction between variables was found in this study.
It is recommended that the Cugenang, Cikalongkulon, and Kadupandak community health centers should provide the complete 3 dose anti-diphtheria immunization service and conduct routine education program to the communities conceming benefit of immunization, diphtheria symptoms and signs, seriousness and the mode of transmission of the disease. The communities are also advised to increase their nutritional status through consuming healthy meal or planting food sources in their back yard. For Health District Office of Cianjur, it is supgested to pnontize quality improvement in DPT immunization program, nutrition improvement program, and health education program.

 File Digital: 1

Shelf
 T6405-Rusli-full text.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T6405
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xiii, 68 hlm. : ill. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T6405 15-19-670168167 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 97351