Tulisan ini merupakan hasil dari penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus, yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh kondisi lahan kering, sosial budaya dan kebijakan pemerintah daerah terhadap kesehatan reproduksi perempuan hamil dan bersalin. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap 11 subjek penelitian, yaitu perempuan yang sedang hamil atau memiliki anak berusia kurang dari 2 tahun serta berasal dari keluarga miskin (pxasejahtera). Penelitian berlokasi di kecamatan Playen dan Paliyan Kabupaten Gunungkidul, DIY.Hasil penelitian memberikan gambaran tentang keterkaitan antara 3 aspek yang meliputi kondisi fisik alam, budaya sosial serta kebijakan pemerintah yang saling berinteraksi dan berpengaruh terhadap status kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Bentuk keterkaitan tersebut di atas adalah sebagai berikut :Sebagai daerah lahan kering memiliki ketersediaan air yang terbatas, yang menyebabkan rendahnya produktivitas lahan dan rendahnya tingkat pendapatan penduduk. Hal ini akan berdampak terhadap kemiskinan, selanjutnya berdampak terhadap rendahnya akses perempuan terhadap ketersediaan air bersih, berlanjut terhadap peningkatan beban kerja, yang diperburuk ketidakrnampuan untuk perempuan untuk mengakses gin yang memadahi menyebabkan beberapa ganguan kesehatan maternal seperti Kekurangan Energi Kronis (KEK), Lingkar Langan Atas (LILA), dan Anemia.Konstruksi gender melalui budaya patriarkhi, mitos, pemahaman ajaran agama, tradisi dan aturan seksualitas memberikan kontrol terhadap hak kesehatan reproduksi perempuan. Konstruksi gender memberi kekuasaan laki-laki melakukan pembagian kerja. Perempuan mendapat tugas menyelesaikan pekerjaan reproduksi. Kondisinya yang miskin akhirnya memaksa perempuan untuk memasuki pekerjaan produksi untuk dapat bertahan hidup. Keterpaksaan untuk menjalani pekerjaan rangkap produksi dan reproduksi, berakibat penambahan beban kerja dan berdampak terhadap beberapa ganngguan kesehatan yang khas pads perempuan hamil dan melahirkan.Cara pandang pembuat kebijakan di bidang kesehatan yang belum berpihak kepada kepentingan perempuan, berakibat pada kebijakan-kebijakan yang tidak mengakomodir kebutuhan kesehatan perempuan. Hal tersebut tercermin melalui besarnya alokasi anggaran, dan penyediaan layanan kesehatan yang, capaian program belum memenuhi kepentingan perempuan.Perempuan hamil dan melahirkan di kondisi lahan kering memaknai kesehatan reproduksinya adalah suatu kerelaan dan kepasrahan sebagai salah sate perwujudan dari makna ketidakberdayaan untuk melakukan perlawanan atas penderitaan yang dialami.Di sisi lain perempuan setempat menganut nilai-nilai feminin perempuan untuk bertahan hidup. Nilai-nilai tersebut, antara lain, saling bergantungan, komunitas, hubungan, pengorbanan, dan penganekaragaman.Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa kondisi fisik daerah lahan kering, konstruksi gender serta kebijakan pemerintah daerah setempat berinteraksi dan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan reproduksi ibu hamil dan melahirkan. This thesis is written based on a qualitative research methode with case study which is trying to look from the scientific analysis about the influence and connection of arable land, social and culture values of the society and also the Government policies to the reproductive health of pregnant women and those who in process of giving birth. The data from this case study method is compiling by observation and in depth interview with eleven research subjects. Those research subjects are pregnant women or mother who has children under 2 years old and also coming from poor family (pre-prosperous). Research location itself is taking place at Kecamatan Playen and Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY.The research result is giving us the illustration about the connection from three different aspects including the nature physical condition, social and culture values of the society and also the Government policies which interacts and giving influence to the reproductive health of pregnant women and those who in process of giving birth. The illustrations of the connection from those three aspects are:Geographic conditions, climatology, also topography in Gunungkidul is well-known as arable land with limited source of water. It causes low productivity of land fields and leads thru the low rate of income, effects to poverty and the low access for women to provide themselves concerning their reproductive health such as clean water and their inability to fulfilled their needs for their own nutrition and also for their unborn baby. These conditions are the causes for more cases of maternal health disorder such as: KEK, LILA and also Anemia.The gender construction to the patriarchal culture thru myth, religion values, customs and rules of sexuality giving control to the women concerning their reproductive health, while it gives the authority to men to share the task in everyday job. Women are used to be in charge for the reproduction task in the family but the poverty force them to enter the production section to survive in life. The compulsion to handle the double task on reproduction and also production for the family has giving then more burdens; later on it leads to several specific health disorders to the pregnant women and those who in process of giving birth.The partial point of view of the decision makers in health issue which not support women has a deep impact to the one sided policy which not give women the best ways to fulfill their needs for better health. Those policies are reflected to the unfair budgeting and providing indecent of health service with is not access easier to women. Pregnant women and those who in process of giving birth in arable land understanding their reproductive health as the willingness as part of their powerless inability to gain their own way out of their life misery.On the other hand local women tend to support and lived by the feminine values for traditional women to survive in life such dependant, community, relation, sacrifice and diversity. |