:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Ruang terbuka hijau sebagai habitat burung di perkotaan: kajian terhadap habitat burung dan nilai estetika kota

Yanti Rosanna; Setyo Sarwanto Moersidik, supervisor; Rudyanto, supervisor (Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

RTH yang tersedia saat ini di Jakarta sangat minim, sementara menyediakan lahan untuk RTH sangat sulit. Oleh karena itu maka yang dapat dilakukan adalah rneningkatkan kualitas RTH yang tersedia semaksimal mungkin. Kualitas yang masih dapat dimaksimalkan pada RTH adalah fungsinya sebagai habitat burung dan nilai estetika tanaman. Permasalahan yang dihadapi RTH sebagai habitat burung adalah letak dari taman - taman / hutan kota yang merupakan sumber biota saling terpisah dan tidak ada jalur hijau penghubung yang memadai, sehingga cukup banyak RTH yang ada terisolasi. Walaupun terdapat jalur hijau penghubung (koridor), tetapi vegetasi yang ditanam umumnya seragam dan lebih berupa tanaman yang pertumbuhannya cepat dan bernilai estetis. Untuk mendapatkan RTH yang berupa koridor I jalur hijau yang dapat menjadi habitat burung dan bemilai estetis, maka dilakukan penelitian mengenai tanaman sebagai tempat hidup burung dan nilai estetisnya. Untuk tanaman dan burung diteliti sruktur dari tanaman yang disukai burung, komposisi dan keanekaragaman tanaman dan boning, Untuk niIai estetika yang diukur dari individu tanaman adalah kerimbunan tajuk , tekstur tajuk, bentuk bunga dan buah, garis langit; jenis, komposisi dan jumlah dari tumbuhan, warna daun, tajuk, kulit, bunga, buah, dan akar.
Pada struktur tanaman dilakukan pengukuran berupa ketinggian pohon, diameter, Iuas tajuk, tipe arsitektur pohon dan kanopi. Untuk komposisi tanaman dilakukan pengukuran kerapatan pohon, dominasi terhadap lahan dan frekwensi kehadiran tanaman pada lokasi pengamatan. Untuk pengukuran keanekaragaman tanaman dilakukan dengan menggunakan metode senses pada taman Suropati dan Situ lembang dan metode line transek pada Koridor teuku Umar, Koridor Gondangdia - Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Taman Medan Merdeka. Untuk pengukuran keanekaragaman burung dilakukan dengan metode jelajah (cruising). Untuk menghitung kesamaan komunitas pada beberapa lokasi pengamatan dilakukan dengan menggunakan rumus koefisien Sorensen. Hasil dari penghitungan diatas digunakan untuk mendapatkan hubungan antara tanaman dengan keanekaragaman burung. Hubungan antara keanekaragaman burung dengan nilai estetika tanaman di sajikan dalam grafik kartesian. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dalam merencanakan atau merancang RTH kota, harus diperhatikan struktur tanaman, komposisi, keanekaragaman tanaman dan burung yang ada di lokasi agar dapat dikembangkan dan dipertahankan sehingga dapat meningkatkan mutu lingkungan di perkotaan.

Green and open space are difficult to find nowadays due to the lack of unused open areas. The existing green open spaces should therefore be maintained and improved. Green open space has become a habitat for birds and has an esthetically value. As a habitat for birds, green open space face problems : the location of city parks and forests is not adjacent while there is not enough green belts connecting the parks. This makes green open spaces become isolated. Although several connecting green belts do exist, the vegetations area quite homogeneous and only consist of rapid growing plants which have esthetically value. This research is conducted in order to make a green open space attractive to birds and esthetically valuable. The plants and birds are assessed based on the plant structure which is attractive to birds, composition, as well as plant and bird diversity. The esthetically value of plant is measured using the crown density, color and texture, shape of flower and fruit, the sky line, type, composition and quantity of plant, as well as the color of leaf, crown, bark, flower, fruit and root.
The tree height and diameter are measured by the crown width, the type of tree architectural and the canopy. The composition of plant is measured by the tree density, the domination and the presence frequency in the observation location. Census method is used to measure plant diversity in Taman Suropati and Situ Lembang while transect method is conducted in Gondangdia - US Embassy Corridor and Taman Medan Merdeka. Bird diversity is measured by employing cruising method. Community similarity in some observation locations is determined by applying Sorensen coefficient formula. The observation result is then analyzed to find out the relationship between plant and bird diversity. The relationship between bird diversity and esthetically is then plotted on a cortensian graph. What can be concluded from this research is that the plant structure and composition as well as plant and bird diversity should be taken into account when planning and designing green open space in the city. It is also important to developed and maintain them to improve urban environment quality.

 File Digital: 1

Shelf
 T 15081-Ruang terbuka.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T15081
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T15081 15-19-264512606 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 98633