:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Analisis model acculturative stress : Pengaruh diskriminasi, identitas etnis, dan tingkat akulturasi terhadap acculturative stress pada etnis Cina di Jakarta

Andin Andiyasari; Hari Setiadi, supervisor (Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Pengalaman tertekan dengan perubahan-perubahan yang terjadi akibat proses akulturasi didefinisikan sebagai acculturative stress (Berry dalam Organista, Chun, & Marin, 1998). Acculturative stress tergantung pada sejumlah faktor-faktor perantara, termasuk diantaranya adalah karakter kelompok dominan, strategi akulturasi yang dilakukan kelompok minoritas, bentuk-bentuk akulturasi yang dialami, kondisi demografi, sosial, serta karakteristik psikologis dari kelompok maupun anggota kelompok. Masing-masing faktor ini dapat mempengaruhi level acculturative stress (Berry dalam Organista, Chun & Maria, 1998). Faktor-faktor perantara yang lain adalah bagaimana kelompok dominan menggunakan pengaruh-pengaruhnya pada proses akulturasi dan tingkat pluralisme dalam masyarakat (Murphy, 1965 dalam Berry, 1989). Acculturative stress merupakan konsekuensi dari proses akulturasi, tetapi kemungkinan terjadinya dapat berkurang secara signifikan jika partisipasi dalam masyarakat dan pertahanan kultur yang diwariskan didukung oleh kebijakan dan praktek di dalam masyarakat. Acculturative stress juga diketahui berdampak pada tingkat personal, beberapa diantaranya adalah menurunnya kesehatan (fisik, sosial, dan psikologis), menurunnya tingkat motivasi, perasaan terasing, dan meningkatnya penyimpangan sosial.
Etnis Cina di Jakarta sebagai etnis minoritas tennasuk salah satu etnis yang mengalami proses akulturasi. Bagaimana accullurative stress terjadi pada etnis Cina di Jakarta merupakan pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Model konseptual yang diuji didasarkan pada model Liebkind (1996), yaitu `Migration Contigencies and Acculturative Stress'. Model ini merupakan modifikasi dari teori acculturative stress Berry (1992) dan Beyser (1991). Pengujian model konseptual menggunakan teknik Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan program LISREL.
Model ini terdiri dari satu variabel exogeneous (diskriminasi) dan tiga variabel endogeneous (tingkat akulturasi, identitas etnis, dan acculturative stress). Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner self-report yang terdiri dari tujuh instrumen (perceived discrimination, reaksi emosional alas racial discrimination, tingkat akulturasi, identitas etnis, perceived stress, dan Chinese Depressive Symptom). Sebanyak 313 kuesioner yang dapat dianalisis dari 360 kuesioner yang disebar secara proporsional berdasarkan penyebaran populasi etnis Cina di lima wilayah di DKI Jakarta.
Dari pengujian diketahui bahwa model konseptual yang diadaptasi dari "Migration Contigencies and Acculturative Stress" Liebkind yang meramalkan acculturative stress pada kelompok etnis minoritas, dalam hal ini kelompok etnis Cina di Jakarta, ternyata terbukti signifikan secara statistik. Goodness of Fit yang diperoleh adalah Chi square (x') =6.62, DF=5, pada p-value=0.23, RMSEA=0.032, GPI=0.99, CF1=1.00, dan NFI=0.99 menunjukkan bahwa data fit dengan model. Dengan demikian acculturative stress dapat diramalkan melalui variabel diskriminasi, akulturasi, dan identitas etnis.
Dari pengujian model, didapat hubungan langsung yang positif antara diskriminasi dan acculturative stress. Hal ini berarti semakin individu merasakan diskriminasi semakin tinggi acculturative stress-nya. identitas etnis menjadi variabel tidak langsung dari pengaruh diskriminasi terhadap acculturative stress. Dengan adanya perantara identitas etnis maka pengaruh diskriminasi terhadap acculturative stress menjadi lebih kecil. Terdapat hubungan tidak langsung antara diskriminasi dan acculturative stress melalui perantara akulturasi dan identitas etnis. Variabel identitas etnis memberikan pengaruh yang lebih besar bila dibandingkan variabel akulturasi_ Disamping itu, terbukti signifikan adanya hubungan langsung yang positif antara low self-esteem dengan acculturative stress.
Pengujian model juga membuktikan adanya perbedaan model acculturative stress berdasarkan gender. Pada perempuan, acculturative stress dipengaruhi secara langsung oleh diskriminasi dan terdapat pengaruh tidak langsung diskriminasi terhadap acculturative stress melalui identitas etnis. Pada laki-Iaki diskriminasi berpengaruh langsung terhadap acculturative stress, namun tidak terdapat pengaruh tidak langsung dari identitas etnis. Demikian jugs pada pengujian model acculturative stress berdasarkan identifikasi etnis (Tionghoa keturunan, Tionghoa Indonesia, dan Orang Indonesia) terdapat hubungan langsung antara diskriminasi dengan acculturative stress, namun tidak terdapat pengaruh identitas etnis sebagai variabel perantara dari diskriminasi terhadap acculturative stress.

 File Digital: 1

Shelf
 Analisis model-TOC (T18830).pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T18830
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T18830 15-20-879149274 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 98983