Meningkatkan pemahaman nilai hidup petugas pemasyarakatan anak pria
Yenita;
Soemiarti Patmonodewo, supervisor
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005)
|
Tugas akhir ini terdiri dari empat bab.Bab pertama merupakan pendahuluan, pada latar belakang dituliskan bahwa Lembaga Pemasyarakatan yang disingkat dengan Lapas adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah sebagai tempat pembinaan bagi orang-orang yang bermasalah dengan hukum. Lapas Anak Pria Tangerang sebagai bagian dari Lapas bertujuan untuk. membina anak-anak usia 11-18 tahun yang bermasalah dengan hukum.Kondisi Lapas yang saat ini ada sangat tidak beraturan. Keadaan yang demikian membutuhkan berbagai penyegaran baik untuk bangunan fisiknya maupun juga pembinaan sumber daya manusia khususnya petugas. Pendekatan pembinaan yang digunakan saat ini lebih banyak dengan kekerasan. Petugas menganggap anak didik adalah objek yang harus dihadapi dengan bentakan, teriakan dan perlakuan kasar lainnya. Untuk membatasi perlakuan petugas yang demikian, maka perlu diintervensi. Peneliti membatasi hanya pada petugas yang bekerja sebagai Wali Bina Pemasyarakatan.Bab kedua,. tinjauan teori, dituliskan bahwa untuk merubah cara pembinaan/ perlakuan kasar diperlukan pendekatan yang baru. Pendekatan yang lebih menanamkan pada nilai-nilai yang paling dasar manusia. Untuk pengembangan tadi maka konsep yang dipakai adalah Wali Bina Pemasyarakatan sebagai orang yang berada pada tahap usia dewasa madya. Orang yang berada pada tahap ini biasanya memepunyai tugas perkembangan dengan mempunyai anak remaja. Berdasarkan tugas perkembangan, wali diharapkan dapat (1) Menyiapkan sarana bagi kebutuhan para remaja (2) Berhagi tanggung jawab antar anggota keluarga, (3) Mempertahankan / menjembati komunikasi yang efektif antar anggota keluarga (4) Memperluas wawasan remaja dan (5) Menjaga nilai hidup yang sesuai dengan standar moral. Tugas sebagai orang tua inilah yang diharapkan mampu mengembalikan anak didik ke masyarakat dengan minimal tidak( melakukan kejahatan lagi.Bab ketiga, menjelaskan tentang analisis pemecahan masalah. Bab ini membahas hubungan antar teori dengan praktek dan bagaimana kesenjangan tadi dapat diatasi. Dari hasil diskusi kelompok Fokus didapatkan kesimpulan bahwa masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan petugas dalam membina anak didik sehingga pola pembinaan yang ada selama ini kurang efektif. Untuk itu wali perlu diingatkan dan digali kembali nilai hidup yang selama ini dipunyai. Nilai hidup ini akan mampu mengarahkan segala perilaku wali menjadi lebih baik.Bab keempat menjelaskan tentang program pendidikan nilai-nilai hidup sebagai bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Diharapkan program tersebut dapat mengatasi permasalahan yang ada. Program ini nantinya akan menjadi pendekatan baru bagi petugas ketika melakukan pembinaannya. |
Meningkatkan pemahaman-T18835.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T18835 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T18835 | 15-20-245085081 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 99006 |