Latar Belakang: Estimasi usia secara radiografis merupakan prosedur yang pentingdan bersifat noninvasif untuk mengidentifikasi individu pada bencana massal maupunkondisi yang membutuhkan pembuktian hukum. Metode atlas dan metode skoringadalah metode estimasi usia secara radiografis yang dapat digunakan pada rentang usia5-17 tahun. Atlas Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Populasi Indonesia merupakanmetode atlas yang baru dikembangkan di Indonesia. Sedangkan metode Nollamerupakan metode skoring yang umum digunakan secara global. Tujuan: Untukmengetahui perbandingan estimasi usia 5-17 tahun antara Atlas PertumbuhanPerkembangan Gigi Populasi Indonesia dan Metode Nolla pada radiograf panoramik.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional (potong lintang) yangdidahului uji reliabilitas oleh 2 orang. Penelitian ini membandingkan hasil estimasi usiaantara Atlas Pertumbuhan dan Perkembangan Populasi Indonesia dan metode Nollamenggunakan 97 sampel radiograf panoramik digital dari rekam medik pasien berusia5-17 tahun di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut FKG UI. Hasil: Hasil uji komparatifWilcoxon menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna secara statistik (nilai p = 0,192)antara usia kronologis dan estimasi usia menggunakan Atlas Pertumbuhan danPerkembangan Gigi Populasi Indonesia, sedangkan pada estimasi usia menggunakanmetode Nolla terdapat perbedaan bermakna secara statistik (nilai p = 0,000). Secaraberurutan mean 95% CI usia kronologis 10,48 (9,78 - 11,19), estimasi usia menggunakanAtlas Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Populasi Indonesia 10,40 (9,70 - 11,10),dan estimasi usia menggunakan metode Nolla 9,64 (9,01 - 10,27). Selisih estimasi usiaAtlas Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Populasi Indonesia terhadap usiakronologis adalah 0,08 - 0,09 tahun lebih rendah. Sedangkan selisih metode Nollaterhadap usia kronologis 5-17 tahun adalah 0,77 - 0,92 tahun lebih rendah. Kesimpulan:Penggunaan Atlas Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi Populasi Indonesia lebihdisarankan karena menggunakan tahapan yang lebih sederhana dan selisihnya terhadapusia kronologis lebih kecil dibandingkan dengan metode Nolla. Background: Age estimation using radiograph is an important and non-invasive way toidentify a person in mass disasters or legal procedures. The radiographic methods thatcan be used at age 5-17 years are atlas method and scoring method. The Atlas of DentalDevelopment in the Indonesian Population is a newly developed atlas method inIndonesia. While the Nolla method is a globally used scoring method. Objective: Tocompare the estimated age of 5-17 years between the Atlas of Dental Development inthe Indonesian Population and Nolla Method on panoramic radiographs. Methods: Thisstudy is a cross-sectional study that is preceded by reliability test between twoobservers. It compares estimated age between the Atlas of Dental Development in theIndonesian Population and Nolla method using 97 samples of digital panoramicradiographs from medical records of patients aged 5-17 years at Rumah Sakit Gigi danMulut FKG UI. Results: Wilcoxon comparative test showed no statistically significantdifference (p-value = 0.192) between chronological age and estimated age using theAtlas of Dental Development in the Indonesian Population, while in Nolla method thereis a statistically significant difference (p-value = 0.000). Mean 95% CI in chronologicalage, estimated age of Atlas of Dental Development in the Indonesian Population, andestimated age of Nolla method are [9,78 - 11,19], [9,70 - 11,10], and [9,01 - 10,27]respectively. The difference between the estimated age of the Atlas of DentalDevelopment in the Indonesian Population and chronological age is 0.08 - 0.09 yearslower. Meanwhile, the difference between the Nolla method and the chronological ageis 0.77 - 0.92 years lower. Conclusion: The use of the Atlas of Dental Development inthe Indonesian Population is recommended because it allows more accurate ageestimates than Nolla's method |