Latar Belakang: Dokter gigi berisiko lebih besar mengalami Work – related Musculoskeletal Disorders (WMSDs) yang disebabkan oleh gerakan yang berulang, postur tubuh yang tidak tepat, dan jam kerja yang panjang. Jika prinsip ergonomis diterapkan di bidang kedokteran gigi, penerapan ini dapat membantu mencegah bahaya pekerjaan dan memberikan kenyamanan yang lebih bagi dokter gigi dan pasien. Tujuan: Untuk memperoleh informasi mengenai praktik dental ergonomics dokter gigi di DKI Jakarta serta faktor – faktor yang berhubungan. Metode: Studi cross – sectional dengan metode purposive sampling melalui situs google form kepada 231 dokter gigi di wilayah DKI Jakarta pada bulan November hingga Desember 2022. Kuesioner terdiri atas 34 pertanyaan yang berisi sosiodemografi responden, karakteristik pekerjaan responden, pengetahuan mengenai dental ergonomics, sikap terhadap dental ergonomics, dan praktik dental ergonomics. Uji statistik Continuity Correction dan Pearson Chi – Square dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel. Hasil: 76,2% dokter gigi memiliki praktik dental ergonomics yang buruk. Terdapat hubungan yang bermakna (p – value < 0,05) antara praktik dental ergonomics dengan kelompok usia, lama pengalaman kerja, dan juga tingkat pengetahuan. Kesimpulan: Sebagian besar (76,2%) dokter gigi di DKI Jakarta memiliki praktik dental ergonomics yang buruk. Terlepas dari hal itu, lebih dari setengah (52,4%) dokter gigi di DKI Jakarta memiliki pengetahuan yang baik mengenai dental ergonomics dan mayoritas (86,6%) dokter gigi di DKI Jakarta memiliki sikap yang positif terhadap dental ergonomics. Background: Dentists are at greater risk of Work – related Musculoskeletal Disorders (WMSDs) which can be caused by repetitive movements, improper posture, and long working hours. If ergonomic principles are applied in the field of dentistry, they help to prevent occupational ergonomic health hazards and provides more comfort to the dentist and patient. Objective: To obtain information regarding dental ergonomics practice of dentists in DKI Jakarta and its related factors. Methods: A cross – sectional study was conducted using a purposive sampling method via Google Form to 231 dentists in DKI Jakarta from November to December 2022. The questionnaire consisted of 34 items divided into five sections; sociodemographic, job characteristics, knowledge of dental ergonomics, attitude towards dental ergonomics, and the practice of dentists regarding dental ergonomics. The data was tested using Continuity Correction and Pearson Chi – Square. Result: 76,2% dentists have poor dental ergonomics practice. There is a significant relationship (p – value < 0,05) between the practice of dental ergonomics and age group, years of practical experience, and level of knowledge. Conclusion: Most (76.2%) dentists in DKI Jakarta have poor dental ergonomics practice. Apart from that, more than half (52.4%) of dentists in DKI Jakarta have good knowledge of dental ergonomics and the vast majority (86,6%) of dentists in DKI Jakarta have a positive attitude towards dental ergonomics. |