Ideological Ambivalence: A Social Semiotic Multimodal Analysis of LGBT Activism in @WhatIsUpIndonesia = Ambivalensi Ideologis: Analisis Multimodal Semiotik Sosial Terhadap Aktivisme LGBT di @WhatIsUpIndonesia
Elda Nisya Auliainsani;
Harwintha Yuhria Anjarningsih, supervisor
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023)
|
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun undang-undang untuk mengkriminalisasi komunitas LGBT, termasuk pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia tentang mengkriminalkan kaum LGBT melalui Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) dan Peraturan Daerah Bogor tentang Pencegahan dan Penanganan Perilaku Penyimpangan Seksual. Dua kasus kontroversial tersebut menarik perhatian media dan aktivis, termasuk @WhatIsUpIndonesia (WIUI). Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana WIUI menegosiasikan ideologi pendukung dengan ideologi dominan dalam postingan Instagram mereka tentang kriminalisasi kaum LGBT. Korpus dua unggahan Instagram tentang kedua kasus tersebut dianalisis menggunakan analisis multimodal semiotik sosial dalam dua langkah: analisis tekstual dan analisis visual. Studi ini menemukan bahwa WIUI menegosiasikan nilai-nilainya yang relatif liberal dengan ideologi konservatif yang dominan di Indonesia dengan memilih ambivalensi melalui pergeseran fokus dan kurangnya kata penutup dalam rekontekstualisasi. Selain itu, meme yang digunakan juga membuktikan ambivalensinya dengan menggeneralisasi masalah dan memfokuskan perasaan kebingungan. Kesimpulannya, dua ideologi yang berlawanan dalam aktivisme media sosial dapat dinegosiasikan menggunakan ambivalensi daripada bersandar pada satu ideologi. Namun, keterbatasan penelitian ini menghalangi pemeriksaan menyeluruh tentang bagaimana WIUI berinteraksi dengan audiensnya. There have been numerous attempts to draft legislation to criminalize the LGBT community, including a statement from the Coordinating Minister for Political, Legal, and Security Affairs of Indonesia on criminalizing LGBT people through the proposed revision of Indonesia's Criminal Code (RKUHP) and Bogor's Regional Regulation on the Prevention and Countermeasures Against Sexually Deviant Behavior. The two controversial cases attracted attention from the media and activists, including @WhatIsUpIndonesia (WIUI). This qualitative study aims to examine how WIUI negotiates the supported ideology with the dominant ideology in their Instagram posts about criminalizing LGBT people. A corpus of two posts about the two cases is analyzed using social semiotic multimodal analysis in two steps: textual analysis and visual analysis. This study finds that WIUI negotiates its relatively liberal values with the dominant conservative ideology in Indonesia by choosing ambivalence through the shifting focus and lack of concluding remarks in the recontextualization. Furthermore, the memes also prove their ambivalence by overgeneralizing the issue and primarily conveying confusion. In conclusion, two opposing ideologies in social media activism can be negotiated using ambivalence instead of leaning towards only one. However, the limitations of this research prevented a thorough examination of how WIUI interacts with its audience. |
TA-Elda Nisya Auliainsani.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023 |
Program Studi : |
Bahasa : | eng |
Sumber Pengatalogan : | LibUI eng rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 31 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-pdf | 16-23-52354358 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920518306 |