Perencanaan dan Pembangunan Kota Bandung Menuju Ibu Kota Baru Hindia Belanda (1916-1933) = Plan and Development of Bandung as the New Capital of the Netherlands East Indies (1916–1933)
Muhammad Gibran Humam Fadlurrahman;
Bondan Kanumoyoso, supervisor; Abdurakhman, examiner; Agus Setiawan, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023)
|
Artikel ini membahas perencanaan dan pembangunan Kota Bandung sebagai upaya pemindahan ibu kota Hindia Belanda pada 1916–1933. Rencana pemindahan ibu kota berawal ketika adanya permasalahan higenitas di Batavia pada awal dekade 1900-an. Kemudian pada 1916, muncul H.F. Tillema yang melaporkan kota-kota di pantai utara Jawa kurang menyehatkannya jika dijadikan pusat kegiatan administrasi pemerintah kolonial, sehingga disarankan ibu kota Hindia Belanda sebaiknya dipindahkan ke Kota Bandung. Proses perencanaan dan pembangunan terus berlangsung hingga didirikannya Technische Hoogeschool te Bandoeng, Gedung Sate, stasiun radio Malabar, hingga fasilitas dan sarana kota lainnya. Sayangnya pembangunan Kota Bandung kurang mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat sebagai persiapan pemindahan ibu kota Hindia-Belanda dan harus terhenti pada 1933, dikarenakan adanya Krisis Malaise yang terjadi sejak 1929. Penelitian ini berfokus pada perencanaan dan pembangunan Kota Bandung dalam persiapan pemindahan ibu kota Hindia Belanda pada 1916–1933 dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. This article discuss the plan and development of Bandung City as an initiative to relocate the capital of the Netherlands East Indies in 1916-1933. The plan to relocate the capital city began when there were hygiene problems in Batavia in the early 1900s. In 1916, H.F. Tillema reported that the cities on the north coast of Java were incapable to be used as the center of administrative colonial government activities because of its unhealthiness, thus recommended that the capital of the Netherlands East Indies should be relocated to the Bandung City. The planning and development process continued until the establishment of the Technische Hoogeschool te Bandoeng, Gedung Sate, Malabar radio station, and other city facilities and infrastructure. Unfortunately, the development of Bandung City lacked support from the central government in preparation for the relocation of the capital of the Netherlands East Indies and was stopped in 1933, due to the Malaise Crisis that had occurred since 1929. This research focuses on the planning and development of Bandung City in preparation for the transfer of the capital of the Netherlands East Indies in 1916-1933 using historical methods consisting of heuristic, verification, interpretation, and historiography. |
TA-Muhammad Gibran Humam Fadlurrahman.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 41 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-pdf | 16-23-06523973 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920522287 |