Stunting adalah kondisi pertumbuhan pada anak di bawah usia 5 (lima) tahun atau balita yang mengalami gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan penyakit infeksi berulang yang terjadi pada usia 1000 HPK. Sebanyak 149,2 juta anak balita di dunia mengalami masalah stunting pada tahun 2020. Deteksi dini stunting balita saat ini dilakukan melalui pemantauan status gizi di Posyandu sebagai garda utama pelayanan kesehatan bayi dan balita. Status gizi dapat dipantau melalui Kartu Menuju Sehat (KMS) secara manual sehingga sangat rentan terhadap kehilangan atau kerusakan data yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan sikap kader dalam mendeteksi stunting menggunakan aplikasi berbasis website. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-post test group design dengan control group. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 76 responden untuk setiap kelompok yang dipilih dari populasi kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) wilayah kerja Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data penelitian ini dikumpulkan dengan mengisi kuesioner yang telah disiapkan sebelum dan sesudah penelitian untuk mengukur pengetahuan dan sikap kader tentang deteksi dini stunting. Untuk mengetahui pengaruh aplikasi terhadap pengetahuan kader digunakan uji statistik menggunakan uji Mann Whitney dengan p-value 0,003. Sedangkan untuk sikap kader digunakan Independent t test dengan p-value 0,004. Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan aplikasi berbasis website dapat menjadi solusi yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap kader Posyandu terkait deteksi dini stunting. Implementasi teknologi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak balita dan mengurangi angka stunting di wilayah kerja Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi, serta mungkin berpotensi untuk diadopsi di tempat-tempat lain dengan tantangan serupa. Stunting is a growth condition in children under the age of 5 (five) years or undernourished children who experience growth failure due to chronic deficiency and recurrent infectious diseases that occur at the age of 1000 HPK. As many as 149.2 million children under five in the world experience stunting problems by 2020. Early detection of stunting under five is currently carried out through nutritional status coaching at Posyandu as the main guard for infant and toddler health services. Nutritional status can be monitored through the Towards Healthy Card (KMS) manually so it is very vulnerable to loss or damage to existing data. This study aims to see an increase in the knowledge and attitudes of cadres in detecting stunting using a website-based application. The approach used in this study was a pre-post test group design with a control group. The number of samples in this study were 76 respondents for each group selected from the population of Integrated Service Post (Posyandu) cadres in the working area of the Pakuan Baru Health Center, Jambi City, using a purposive sampling technique. The research data was collected by filling out a questionnaire that had been prepared before and after the study to measure the knowledge and attitudes of cadres regarding early anticipation of stunting. To determine the effect of the application on the knowledge of cadres, a statistical test was used using the Mann Whitney test with a p-value of 0.003. As for the attitude of cadres, the Independent t test was used with a p-value of 0.004. Based on the statistical test results, it can be concluded that the use of a website-based application can be an effective solution in increasing the knowledge and attitudes of Posyandu cadres regarding early detection of stunting. The implementation of this technology is expected to help improve the quality of health services for children under five and reduce stunting rates in the Pakuan Baru Health Center, Jambi City, and possibly have the potential to be adopted in other places with similar challenges. |