Masuknya peristiwa pandemi di Indonesia telah menghasilkan perubahan sistem kerja dari offline menjadi online, yang dianggap mampu membawa fleksibilitas kerja. Walau begitu, nyatanya implementasi “fleksibilitas” ini malah digunakan sebagai alat eksploitasi. Sebagai mahasiswa, magang dapat dinilai sebagai ‘celupan’ pertama kepada dunia kerja. Pengalaman yang didapatkan dari proses magang sangatlah penting terhadap proses, persepsi, ataupun etos kerja mereka kedepannya. Maka, penelitian ini ingin menganalisis proses eksploitasi dalam pekerjaan magang remote. Hasil penelitian menemukan bahwa eksploitasi masih umum dalam pengalaman magang remote; yang terjadi dalam 3 bentuk utama yaitu kerja berlebihan, underpaid, dan ketidakadaan representasi bagi pekerja. Beratnya eksploitasi telah merusak kesehatan fisik dan mental, menyebabkan mahasiswa merasa stres hingga depresi. Akibatnya, terdapat mahasiswa yang mengalami perubahan persepsi signifikan dalam bentuk membatasi kerja dengan kehidupan pribadi, dan bekerja secara independen atau di luar negeri. Di sisi lain, terdapat mahasiswa yang tidak sadar dan bahkan menyetujui tindak eksploitasi yang dialaminya. Adanya persetujuan ini merupakan hasil manufacturing consent yang dilakukan secara aktif (hubungan personal manajemen dengan pekerja) dan pasif (normalisasi eksploitasi, status magang yang sementara, magang yang seringkali diwajibkan). Maka, ditemukan bahwa eksploitasi disebabkan oleh manipulasi struktur magang dan peran manajemen, yang merupakan upaya labour control perusahaan untuk mengatur kehidupan pekerja dan memaksimalisasi profit. The entry of the pandemic in Indonesia has resulted in a shift from offline to online work systems, seen as bringing work flexibility. However, in reality, the implementation of this "flexibility" is being used as a tool for exploitation. Internships, as the first exposure to the working world for students, significantly impact their future processes, perceptions, and work ethics. Therefore, this research aims to analyze the process of exploitation in remote internship. Findings shows that exploitation is still prevalent in remote internship, taking three main forms: overwork, underpayment, and lack of representation. The severity of exploitation has resulted in physical and mental health issues, leading students to feel stressed and depressed. Consequently, some students have experienced significant changes in their perceptions, such as limiting their work involvement in personal life, and choosing to work independently or abroad. Meanwhile, some students are unaware and even consent to exploitation, which result from active (personal relationships with management) and passive (normalization of exploitation, temporary internship status, and the often mandatory nature of internships) manufacturing consent. As a result, it is found that exploitation is driven by internship structure manipulation and management roles, serving as labour control to regulate workers' lives and maximize profits. |