Migrasi telah menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan taraf hidup, terutama di negara berkembang. Meskipun banyak penelitian telah menganalisis dampak migrasi pada berbagai aspek sosial ekonomi, hubungan migrasi dan ketahanan pangan masih menjadi penyelidikan empiris terbuka. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara pekerja migran internal dan kerawanan pangan rumah tangga di Indonesia. Kami menggunakan pendekatan variabel instrumental (IV) untuk mengatasi endogenitas status migran menggunakan data survei rumah tangga yang representatif di level nasional pada tahun 2019, 2020, dan 2021 dengan instrumen jaringan migrasi. Temuan kami menunjukkan bahwa pekerja migran internal memiliki efek positif yang signifikan secara statistik terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Indonesia, dan dampak tersebut paling besar di Sumatra dan Kalimantan. Selain itu, kami menguraikan mekanisme bagaimana dampak pekerja migran internal terhadap ketahanan pangan rumah tangga beroperasi, dan kami menemukan bahwa pengetahuan tentang gizi dan kesehatan memiliki pengaruh terbesar, sedangkan pendapatan tidak signifikan untuk memediasi pengaruh tersebut. Namun, realokasi pengeluaran untuk pangan secara signifikan memediasi dampak migrasi terhadap ketahanan pangan rumah tangga, yang menunjukkan bahwa pendapatan migran hanya akan meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga jika dialokasikan untuk pangan. Selain itu, belum tentu suatu rumah tangga akan mengkonsumsi makanan yang beragam jika tidak dimediasi oleh pengetahuan tentang gizi. Temuan ini menunjukkan bahwa promosi atau program pendidikan gizi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang sehat, sehingga mengurangi kerawanan pangan. Migration has become one of the strategies to improve life, especially in developing countries. Despite many studies analyzing migration's impact on various socioeconomic aspects, the migration and food security nexus remains an open empirical investigation. This research investigates the relationship between internal migrant workers and household food insecurity in Indonesia. We employ the instrumental variable (IV) approach to address the endogeneity of migrant status using representative household survey data at the national level in 2019, 2020, and 2021 utilizing the migration network instrument. Our findings show that internal migrant workers have a statistically significant positive effect on household food security in Indonesia, and the impact is greatest in Sumatra and Kalimantan. In addition, we describe the mechanism by which the impact of internal migrant workers on household food security operates, and we find that knowledge about nutrition and health has the greatest influence. In contrast, income is not significant in mediating the effect. However, spending reallocation for food significantly mediates the impact of migration on household food security, indicating that migrant income will only increase household food security if it is allocated for food. Moreover, it is not certain that a household will consume a variety of foods if it is not mediated by knowledge about nutrition. These findings suggest that promoting campaigns or conducting nutrition education programs is essential to enhance public awareness about the importance of a healthy diet, thus alleviating food insecurity. |