Perubahan iklim memberikan dampak pada pertanian di Indonesia sehingga petani harus beradaptasi agar tetap dapat bertahan hidup. Agenda pembangunan berkelanjutan menekankan masyarakat di negara berkembang untuk meningkatkan kemampuan adaptasi perubahan iklim, khususnya perempuan, pemuda, dan komunitas. Petani perempuan kepala keluarga lebih rentan terhadap perubahan iklim dan kemiskinan diakibatkan oleh peran ganda yang harus dipikulnya. Kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga mempengaruhi pengambilan keputusan adaptasi perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga dan peran kapital sosial tersebut dalam upaya beradaptasi dari dampak perubahan iklim yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk membantu memperdalam analisis mengenai kapital sosial yang dimiliki petani perempuan kepala keluarga. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur dan studi dokumen. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Ndokum Siroga selama 2 bulan pada Februari 2023 sampai Maret 2023. Informan penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 9 orang yang terdiri dari 6 petani perempuan kepala keluarga dan 3 penjual pupuk dan obat pertanian. Hasil penelitian menunjukkan petani perempuan kepala keluarga memiliki kapital sosial bonding, kapital sosial linking, dan trust dalam upaya beradaptasi dari perubahan iklim. Kapital sosial ini berperan dalam memberikan informasi mengenai upaya adaptasi dari dampak perubahan iklim, menjadi sarana belajar adaptasi perubahan iklim, dan mempengaruhi petani perempuan kepala keluarga dalam mengambil keputusan adaptasi perubahan iklim. Informasi adaptasi ini berguna untuk mengatasi permasalahan peningkatan hama dan penyakit tanaman, dan mengatasi permasalahan penurunan kualitas tanah dengan cara melakukan pemilihan jenis bibit, peningkatan intensitas penggunaan obat dan pupuk, tumpang sari, penggunaan mulsa plastik, peningkatan penggunaan dolomit, kapur pertanian, dan kompos, dan melakukan rotasi tanaman. Trust dalam hal ini berperan dalam menentukan apakah petani perempuan akan mempraktikkan informasi yang diterimanya dari hubungan sosialnya dengan pihak-pihak lain. Penelitian ini pada akhirnya menyimpulkan meskipun kapital sosial bonding dan linking sama-sama berperan dalam memberikan informasi mengenai adaptasi perubahan iklim, terdapat perbedaan kualitas informasi yang diterima petani perempuan kepala keluarga di mana kapital sosial bonding memampukan petani perempuan untuk bertahan dari dampak perubahan iklim sedangkan kapital sosial linking memampukan petani perempuan untuk mandiri dan maju. Sayangnya, tidak semua petani perempuan kepala keluarga memiliki akses pada kapital sosial linking karena perempuan masih belum menjadi prioritas dalam pertanian dibanding laki-laki. Penelitian ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu kesejahteraan sosial pada mata kuliah masalah kemiskinan mengenai kelompok yang rentan mengalami kemiskinan. Climate change has an impact on agriculture in Indonesia so that farmers must adapt to survive. The sustainable development agenda emphasizes people in developing countries to increase their ability to adapt to climate change, especially women, youth, and communities. Female farmer-headed households are more vulnerable to climate change and poverty due to the multiple roles they must carry. The social capital owned by female farmer-headed households influences decision making on climate change adaptation. This study aims to look at the social capital owned by female farmers as heads of families and the role of this social capital in efforts to adapt to the impacts of climate change discussed in the Social Welfare Science discipline. This study uses qualitative methods to help deepen the analysis of the social capital owned by female farmer-headed households. Data collection techniques used were semi-structured interviews and documentation studies. The research location was conducted in Ndokum Siroga Village for 2 months from February 2023 to March 2023. The research informants were taken using a purposive sampling technique with a total of 9 people consisting of 6 female farmer-headed households and 3 sellers of fertilizers and agricultural medicines. The results showed that female farmer-headed households have social bonding capital, social linking capital, and trust in efforts to adapt to climate change. This social capital plays a role in providing information regarding adaptation efforts from the impacts of climate, being a learning tool for climate change adaptation and, and influencing female farmer-heads households in making climate change adaptation decisions. This adaptation information is useful for overcoming the problem of increasing pests and plant diseases and overcoming the problem of decreasing soil quality by selecting seed types, increasing the intensity of the use of drugs and fertilizers, intercropping, using plastic mulch, increasing the use of dolomite, agricultural lime, and compost. and do crop rotation. Trust in this case plays a role in determining whether the female farmer will put into practice the information she receives from her social relations with other parties. This research ultimately concludes that although bonding and linking social capital both play a role in providing information about adaptation to climate change, there are differences in the quality of information received by female farmers as heads of families where bonding social capital enables female farmers to survive the impacts of climate change while social linking capital enable women farmers to be independent and progressive. Unfortunately, not all female farmer-headed households have access to social linking capital because women are still not a priority in agriculture compared to men. This research provides benefits for the development of social welfare science in the subject of poverty issues concerning groups that are vulnerable to poverty. |