Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan slacktivism dan eskalasi gerakan digital menuju aktivisme onsite. Slacktivism sendiri merupakan tindakan pada ambang batas rendah di suatu gerakan sosial digital yang meliputi namun tidak terbatas pada pemberian like, comment, share, retweet semata. Studi-studi yang membahas mengenai slacktivism dalam gerakan sosial yang terbentuk di ruang digital ditemukan saling kontradiktif, yakni (1) studi yang cenderung pesimis akan slacktivism dan kaitannya dengan eskalasi gerakan sosial karena adanya karakteristik kental berupa lemahnya keterlibatan aktor, aksi yang berada pada ambang rendah, dan tidak adanya pandangan ideologi yang mendalam dari para aktor sehingga justru dipandang kurang memberikan kontribusi yang signifikan pada gerakan; dan (2) studi yang cenderung optimis akan slacktivism dan eskalasi gerakan sosial memandang bahwa aksi dari para aktornya justru membawa dukungan yang bermakna pada level tertentu dalam meningkatkan aspek-aspek gerakan sosial sehingga salah satunya mampu berkontribusi membuka kemungkinan eskalasi gerakan dapat terjadi pada kondisi berisiko politik rendah. Pada penelitian ini, penulis memandang bahwa terjadinya slacktivism dan eskalasi gerakan sosial digital tidak sesederhana yang dipandang oleh kubu optimis & pesimis karena untuk dapat terjadinya eskalasi gerakan digital menuju aktivisme onsite, diperlukan prekondisi-prekondisi tertentu dari slacktivism dan gerakan itu sendiri, seperti melalui keterkaitan slacktivism dengan sumber daya gerakan sosial. Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian studi kasus yang dilakukan dengan memperoleh data melalui studi pustaka, wawancara mendalam, observasi media sosial dan kegiatan bermural kepada 6 informan (Pihak Gejayan Memanggil, partisipan lomba, dan donatur) melalui studi kasus Lomba Mural Dibungkam. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa slacktivism, yang dipicu oleh sumber daya sosial organisasi yang telah eksis secara onsite maupun online, mampu mengeskalasi gerakan digital menuju aktivisme onsite sekalipun pada kondisi risiko politik yang tinggi melalui adanya prekondisi penggunaan resource mobilization yang terorganisir matang dan berkaitan timbal balik dengan slacktivism dalam gerakan sosial itu sendiri. Selain itu, adanya dukungan dari struktur media sosial tertentu juga ditemukan sebagai kondisi yang memungkinkan slacktivism mengeskalasi gerakan melalui kapasitas slacktivism untuk meningkatkan dukungan kapasitas algoritma media sosial. This study aims to explain slacktivism and the escalation of digital movements towards onsite activism. Slacktivism itself is an action at a low threshold in a digital social movement which includes but is not limited to simply liking, commenting, sharing, retweeting. Studies that discuss slacktivism in social movements formed in digital space are found to be contradictory to each other, namely (1) studies that tend to be pessimistic about slacktivism and its relation to the escalation of social movements due to strong characteristics in the form of weak actor involvement, actions that are at a low threshold , and the absence of deep ideological views from the actors so that they are seen as not making a significant contribution to the movement; and (2) studies that tend to be optimistic about slacktivism and social movement escalation view that the actions of the actors actually bring meaningful support at a certain level in improving aspects of social movements so that one of them is able to contribute to opening up the possibility of movement escalation to occur in conditions of political risk low. In this study, the authors view that the occurrence of slacktivism and the escalation of digital social movements is not as simple as that seen by the optimists & pessimists because for the digital movement to escalate towards onsite activism, certain preconditions are needed from slacktivism and the movement itself, such as through the linkage of slacktivism. with social movement resources. This research belongs to the type of case study research which is carried out by obtaining data through literature study, in-depth interviews, social media observations and mural activities to 6 informants (Gejayan Calling Party, contest participants, and donors) through a case study of the Silenced Mural Contest. The results of the study imply that slacktivism, which is triggered by organizational social resources that already exist both on site and online, is able to escalate digital movements towards onsite activism even in conditions of high political risk through the presence of preconditions for the use of well-organized and reciprocally organized resource mobilization with slacktivism. within the social movement itself. In addition, the existence of support from certain social media structures was also found as a condition that allows slacktivism to escalate movements through slacktivism's capacity to increase the support of social media algorithm capacities. |