:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Maison Bogerijen di Bandung sebagai Simbol Gaya Hidup Elite Eropa Tahun 1918 - 1923 = Maison Bogerijen in Bandung as the European Elite Lifestyle Symbol of the 1918 - 1923

Deka Novita Setiyanto; R. Achmad Sunjayadi, supervisor; Pesulima, Barbara Elisabeth Lucia, examiner; Fajar Muhammad Nugraha, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023)

 Abstrak

Kota Bandung mengalami kemajuan pesat setelah pembangunan jalur kereta api Cianjur-Bandung 1884 yang menyebabkan mobilitas kota meningkat. Kedatangan para penduduk Eropa menjadikan kota Bandung memasuki era modernisasinya pada saat itu, khususnya di kawasan Bragaweg, sehingga terlihat bagaimana kehidupan para elite Eropa di kawasan tersebut. Kawasan Bragaweg menjadi jantung dari kehidupan kota Bandung sehingga muncul berbagai tempat yang menyediakan kebutuhan primer hingga sekunder di kawasan Bragaweg. Salah satunya adalah Maison Bogerijen yang berdiri pada tahun 1918. Permasalahan penelitian adalah bagaimana dinamika Maison Bogerijen pada 1918-1923 dan dampak apa yang ditimbulkan atas hadirnya Maison Bogerijen di kawasan Bragaweg. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang didukung dengan konsep gaya hidup dari David Chaney. Korpus yang digunakan adalah De Preangerbode, De Indische Courant, Deli Courant dan Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indi�. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Maison Bogerijen sejak 1918 hingga 1923 mengalami perkembangan yang sangat signifikan setiap tahunnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Maison Bogerijen menjadi simbol gaya hidup elite Eropa di Bandung dan memiliki daya tarik tersendiri untuk para penikmatnya. Rata-rata penikmat dari restoran Maison Bogerijen adalah kelompok menengah keatas. Mereka memiliki hak istimewa atas jabatan atau kekayaan yang mereka miliki untuk menjadi penikmat dari Maison Bogerijen.

The city of Bandung experienced rapid progress following the construction of the Cianjur-Bandung railway line 1884, which led to increased urban mobility. The arrival of European newcomers pushed Bandung City to enter its modernization era at that time. Therefore, it is common to find the European elite lifestyle being exhibited in Bandung City, particularly in the Bragaweg area. The Bragaweg area is the heart of Bandung city. Consequently, various places providing both primary and secondary needs emerged in the Bragaweg area. One of which is the establishment of Maison Bogerijen in 1918. The research problem of this study is to examine the dynamics of Maison Bogerijen between 1918 and 1923 and the impacts it caused in Bragaweg area. This study utilizes a historical research method supported by the concept of lifestyle by David Chaney. The corpus used includes De Preangerbode, De Indische Courant, Deli Courant, and Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indi�. The result of this study shows that Maison Bogerijen experienced significant development each year from 1918 to 1923. This study concludes that Maison Bogerijen has its own allure to enthusiasts. Predominantly, the connoisseurs of the Maison Bogerijen restaurants are the upper middle class. It requires having privileges of position or wealth to become connoisseurs of Maison Bogerijen.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Deka Novita Setiyanto.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : MK-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : iii, 29 pages ; illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-pdf 11-23-63996438 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920525012