Sebagai salah satu negara yang memegang cadangan tambang nikel terbesar di dunia, Indonesia tercatat telah memanfaatkan hasil tambang tersebut untuk melakukan kegiatan industri, seperti produksi feronikel. Feronikel adalah paduan besi yang memiliki sifat unik dan banyak digunakan dalam industri besi dan baja. Dalam proses pengolahan bahan baku biji nikel menjadi feronikel, sebuah perusahaan membutuhkan energi yang besar dan konstan untuk kebutuhan listrik dan pembakaran. Jumlah bahan bakar fosil yang digunakan dalam proses ini memperlihatkan ketergantungan perusahaan terhadap angka pemakaiannya yang cukup besar dan dominan. Permasalahan yang dikaji dalam artikel ini adalah seberapa besar dampak penggunaan bahan bakar pada kegiatan produksi feronikel terhadap keadaan ekonomi perusahaan, serta mempertimbangkan pergantian komposisi energi sebagai bahan bakar untuk pembangkit lstrik pada produksi feronikel di sebuah perusahaan di Indonesia. As one of the countries that holds the largest nickel mining reserves in the world, Indonesia is noted to have used the mining products to carry out industrial activities, such as ferronickel production. Ferronickel is an iron alloy that has unique characteristics and is widely used in the iron and steel industry. In the process of processing nickel ore into ferronickel, a company requires large and constant energy for electricity and combustion. The type of fossil fuel used in the production process shows the dependence of the company on its use which is quite large and dominant. The problem studied in this article is how big the impact of the use of fuel on ferronickel production activities is on the company's economic situation, as well as considering changes in the composition of energy as fuel for electricity generation in ferronickel production in a company in Indonesia. |