Artikel ini membahas mengenai upaya Resimen Mahasiswa Universitas Indonesia tahun 1998—2004, untuk mempertahankan eksistensinya. Resimen Mahasiswa (Menwa) merupakan suatu wadah bela negara pada tingkat perguruan tinggi. Mulai secara resmi terbentuk pada tahun 1963, seseorang dikatakan anggota Menwa jika sudah melaksanakan Latihan Dasar Militer. Menwa memainkan peran penting dalam Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) sebagai cendekia dan penerus bangsa. Akan tetapi, pada akhir Masa Orde Baru timbul tuntutan agar Menwa dibubarkan sebagai ekses dari tuntuan penghapusan Dwifungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Surat Keputusan Bersama 3 Menteri Tahun 2000 merupakan jawaban dari kehadiran dan keberlangsungan Menwa di lingkungan perguruan tinggi. Dalam artikel jurnal ini akan dijelaskan mengenai dinamika Menwa pada masa pra reformasi, kondisi pasca reformasi dan upaya Menwa UI mempertahankan eksistensinya, serta dampak dari bertahannya Menwa UI terhadap minat bela negara mahasiswa di lingkungan Universitas Indonesia. Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi/kritik, interpretasi, dan historiografi. Pada tahapan heuristik, sumber sejarah primer diperoleh dari Arsip Pribadi, Arsip Universitas Indonesia, Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpusatakaan Nasional Republik Indonesia, dan wawancara dengan narasumber terkait. Hasil dari penelitian ini, dapat dilihat bahwa Menwa sebagai salah satu wadah bela negara pada tingkat perguruan tinggi memiliki peran penting dalam sistem pertahanan negara dan kesadaran bela negara, maka dari itu harus dipertahankan keberadaannya dengan beberapa penyesuaian. Dampak dari penyesuaian tersebut di lingkungan Universitas Indonesia, yakni tetap bertahanannya Menwa dan menjadi wadah mahasiswa dalam bidang bela negara. This article discusses the efforts of the Resimen Mahasiswa Universitas Indonesia from 1998- 2004 to maintain its existence. The Resimen Mahasiswa (Menwa) is a forum for bela negara at the university level. Began to be officially formed in 1963, a person is said to be a member of Menwa if he has carried out Basic Military Training. Menwa plays an important role in the Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) as scholars and successors of the nation. However, at the end of the Orde Baru period, demands arose that Menwa be disbanded as an excess of demands for the abolition of the Dwi Fungsi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Surat Keputusan Bersama 3 Menteri Tahun 2000 was the answer to the presence and continuity of Menwa in the higher education environment. This journal article will explain the dynamics of Menwa UI in the pre-reform era, post-reform conditions and Menwa UI's efforts to maintain its existence, as well as the impact of Menwa UI's survival on students' interest in bela negara at the Universitas Indonesia. This article is written using historical methods consisting of heuristics, verification/criticism, interpretation, and historiography. At the heuristic stage, primary historical sources were obtained from private archives, Universitas Indonesia Archives, the National Archives of the Republic of Indonesia, the National Library of the Republic of Indonesia, and interviews with relevant sources. The results of this study, it can be seen that Menwa as a forum for bela negara at the university level has an important role in the national defense system and awareness of bela negara, therefore its existence must be maintained with some adjustments. The impact of these adjustments on the Universitas Indonesia, namely the continued existence of Menwa and becoming a forum for students in the field of state defense. |