Penelitian ini bertujuan untuk membahas representasi perempuan dalam film Tsuda Umeko: Osatsu ni Natta Ryuugakusei serta menganalisis masalah yang dihadapi oleh Tsuda Umeko dalam film tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teori sebagai kerangka analisis, yaitu feminisme liberal oleh Rosemarie Tong (2006, 2007) dan teori kode televisi John Fiske (2001) yang terdiri dari tiga tingkat, yaitu realitas, representasi, dan ideologi. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis teks dan analisis visual. Dalam analisis tersebut, data yang ditemukan dibagi menjadi dua kategori, yaitu representasi perempuan tradisional yang mengikuti nilai budaya patriarki dan konsep ryousai kenbo, serta representasi perempuan baru yang dipengaruhi oleh feminisme. Ditemukan tujuh data yang menggambarkan representasi perempuan tradisional dan dua belas data yang menggambarkan representasi perempuan baru. Representasi perempuan tradisional menunjukkan perempuan yang bersikap pasif, patuh, tidak berbicara dengan tegas, dan bergantung pada pernikahannya. Sementara itu, representasi perempuan baru menampilkan sikap yang lebih gigih, berani mengutarakan pendapat, dan mengutamakan pendidikan dan karir. Temuan ini, bersama dengan masalah yang dihadapi oleh Tsuda Umeko dalam film, menunjukkan adanya dua ideologi yang bertentangan. Meskipun terdapat nilai-nilai yang sesuai dengan feminisme liberal, dominasi patriarki dalam masyarakat Jepang pada era Meiji masih sangat kuat. Budaya patriarki telah terinternalisasi baik pada laki-laki maupun perempuan, sehingga sulit untuk melakukan perubahan yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut. This study aims to discuss the representation of women in the film Tsuda Umeko: Osatsu ni Natta Ryuugakusei and analyze the problems faced by Tsuda Umeko in the film. This research uses two theories as an analytical framework, namely liberal feminism by Rosemarie Tong (2006, 2007) and John Fiske's television code theory (2001) that consists of three levels, which is reality, representation, and ideology. The research method used is text analysis and visual analysis. In the analysis, the data found were divided into two categories, the representation of traditional women who follow patriarchal cultural values and the concept of ryousai kenbo, and the representation of new women who are influenced by feminism. Seven data were found describing the representation of traditional women and twelve data describing the representation of new women. The traditional female representation shows a woman who is passive, obedient, does not speak assertively, and is dependent on her marriage. Meanwhile, new female representations show a more persistent attitude, daring to express opinions, and prioritizing education and careers. These findings, along with the problems faced by Tsuda Umeko in the movie, suggest the existence of two conflicting ideologies. Although there are values that are in line with liberal feminism, the dominance of patriarchy in Japanese society during the Meiji era was still very strong. Patriarchal culture has been internalized in both men and women, making it difficult to make changes that contradict these values. |