Lebih dari 56,8 juta manusia di seluruh dunia mengalami penderitaan yang sebenarnya bisa ditangani dengan layanan paliatif, namun hanya 14% pasien yang akhirnya mendapatknannya. Pengintegrasian layanan paliatif ke sistem kesehatan primer akan mempermudah akses pasien terhadap layanan paliatif, mengurangi overkapasitas pelayanan di fasilitas kesehatan lanjut, dan mengurangi beban finansial baik untuk fasilitas kesehatan lanjutan maupun untuk pasien. Kunjungan rumah oleh tim paliatif juga dapat mengurangi angka hospitalisasi, lama rawat inap saat hospitalisasi, dan lebih memungkinkan pasien meinggal di rumah daripada di Rumah Sakit. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui ketersediaan sumber daya di Puskesmas Indonesia dan dampaknya dalam penyelenggaraan layanan paliatif kanker. Saat ini tingkat ketersediaan sumber daya di Puskesmas Indonesia berada pada tingkat sedang – baik dengan permasalahan yang terjadi adalah tidak adanya regulasi, minimnya atensi dari pemerintah mengenai layanan paliatif, tidak adanya pembiayaan khusus, serta ketidak tersediaan morfin di Puskesmas. Untuk mengembangkan layanan paliatif di Puskesmas Indonesia, diperlukan adanya pembentukan regulasi, penjaminan ketersediaan obat – obatan, edukasi kepada tenaga kesehatan yang terstruktur dan terstandarisasi nasional mengenai layanan paliatif dan penjaminan pembiayaan program paliatif. More than 56.8 million people worldwide experience suffering that can be treated with palliative services, but only 14% of patients that finally get it. Integrating palliative services into the primary health system will facilitate easier access to palliative services, reduce overcapacity of services at secondary health facilities, and reduce the financial burden for both secondary health facilities and for patients. Home visits by the palliative team can also reduce hospitalization rates, length of stay during hospitalization, and are more likely to die at home than in the hospital. This research is an analytic descriptive study with quantitative and qualitative methods to determine the availability of resources at Indonesian primary health centers and its impact on the implementation of cancer palliative services. At present, the level of resource availability at primary health care is at a moderate level but problems that occur are the absence of regulations, the lack of attention from the government regarding palliative services, the absence of allocated financing, and the unavailability of morphine in primary health centers. To develop palliative services at Indonesian primary health centers, it is necessary to form regulation about palliative services, guarantee the availability of medicines, educate health workers regarding palliative services that is structured and nationally standardized and guarantee the financing of palliative programs. |