Menantang Toxic Masculinity: Studi Perbandingan Breakfast (2022) oleh Dove Cameron dan The Man (2020) oleh Taylor Swift = Challenging Toxic Masculinity: A Comparative Study on Dove Cameronâs Breakfast (2022) and Taylor Swiftâs The Man (2020)
Indira Faisa Afgani;
Junaidi, reviewer; Harwintha Yuhria Anjarningsih, reviewer; Lucia Lusi Ani Handayani, reviewer
(Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023)
|
Dewasa ini, platform musik banyak digunakan oleh para penyanyi dan penulis lagu untuk menyampaikan kritik mereka terhadap isu-isu sosial di masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, dua musisi wanita Dove Cameron dan Taylor Swift menggunakan lagu mereka yang berjudul Breakfast and The Man untuk mengekspresikan kritik dan menantang toxic masculinity. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan strategi yang digunakan kedua lagu dan bagaimana kedua penyanyi mempersepsikan isu toxic masculinity. Untuk melakukan penelitian, makalah ini menggunakan pendekatan Multimodal Discourse Analysis (MDA) untuk menganalisis semiotika sosial dalam lirik dan video musik kedua lagu. Penelitian ini menggunakan lyrics analysis oleh David Machin dan Grammar of Image Analysis oleh Gunther Kress Theo van Leeuwen. Penelitian ini menemukan bahwa kedua lagu ini memang menantang isu toxic masculinity di masyarakat. Namun, kedua musisi menggunakan strategi berbeda untuk menantang isu tersebut. Temuan menunjukkan bahwa Breakfast (2022) karya Cameron menantang toxic masculinity dengan menentangnya. Sementara itu, The Man (2020) karya Swift menantang toxic masculinity dengan cara mendukung ide tersebut. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam cara kedua penyanyi tersebut dalam memandang toxic masculinity. Nowadays, music platforms are widely used by singers and songwriters to convey their criticism of social issues in society. In recent years, the two female musicians Dove Cameron and Taylor Swift used their songs entitled Breakfast and The Man to express their criticism and challenge toxic masculinity. Therefore, this paper aims to analyze the different strategies used in the two songs and how the two singers perceive the issue of toxic masculinity. To conduct the research, this paper uses the Multimodal Discourse Analysis (MDA) approach to analyze the social semiotics in the lyrics and music videos of the two songs. The study used David Machin's Lyric Analysis and Gunther Kress and Theo van Leeuwen's Grammar of Image Analysis. This research has found that the two songs indeed challenge the issue of toxic masculinity in society. However, the two musicians used different strategies to challenge the issue. The findings show that Cameron’s Breakfast (2022) challenges toxic masculinity by defying it. Meanwhile, Swift’s The Man (2020) challenges toxic masculinity by submitting to it. This leads to a disparity in the way the two singers perceive toxic masculinity. |
![]()
|
No. Panggil : | TA-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 48 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-pdf | 16-23-50034801 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920528576 |