Upaya pelestarian rupanya seiring sejalan dengan tantangan pelestarian itu sendiri. Dalam penelitian ini tantangan yang dimaksud adalah keberadaan sumber daya arkeologi dalam kawasan sumber daya pertambangan. Yaitu antara potensi konflik pelestarian situs gua prasejarah di Konawe Utara berupa Gua Pondoa, Gua Tengkorak dan Gua Kuya dengan aktivitas pertambangan sekitar situs. Dalam penelitian ini memiliki dua permasalahan penelitian yakni pertama adalah nilai penting apa saja yang ada pada situs gua prasejarah Gua Pondoa, Gua Kuya dan Gua Tengkorak, kedua adalah apa saja dampak pertambangan pada situs gua prasejarah Konawe Utara. Metode yang digunakan untuk menjawab masalah tersebut adalah menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan sistem wawancara stakeholder dan penelitian langsung lapangan, serta menggunakan konsep CRM, nilai penting, stakeholder dan konsep sosial ekonomi. Sehingga hasil penelitian menunjukan bahwa muatan nilai penting dari situs gua prasejarah Konawe Utara diketahui berdasarkan nilai sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan temuan-temuan arkeologis yang dimilikinya. Sementara pengaruh pertambangannya meliputi potensi vegetasi lingkungan gua yang tidak bagus, kerusakan lahan di sekitar area situs, potensi longsoran tanah sekitar situs, akses menuju situs yang dapat terhalang, hilangnya data arkeologis pada situs dan rawan kasus vandalisme, dan konflik kepentingan antara pemangku kepentingan. Sedangkan pada penanganan masalah pelestariannya meliputi penanganan aspek sosial yakni pelestarian berbasis partisipasi masyarakat, sosialisasi terpadu. Kemudian pada penanganan aspek ekonomi meliputi industri pariwisata, peluang kerja, peluang usaha, dan peningkatan infrastruktur. Preservation efforts seem to go hand in hand with the challenge of preservation itself. In this study, the challenge in question is the existence of archaeological resources in mining resource areas. That is between the potential conflict over the preservation of prehistoric cave sites in North Konawe in the form of Pondoa Cave, Tengkorak Cave, and Kuya Cave with mining activities around the site. In this study, there are two research problems, namely the first is the important value of the prehistoric cave sites in Pondoa Cave, Kuya Cave, and the Tengkorak Cave, and the second is what are the impacts of mining on the prehistoric cave sites in North Konawe. The method used to answer this problem is to use a qualitative method using a system of stakeholder interviews and direct field research, as well as using the concept of CRM, important values, stakeholders, and socio-economic concepts. So the results of the study show that the significant value content of the North Konawe prehistoric cave site is known based on historical, scientific, educational, and cultural values following its archaeological findings. While the effects of mining include the potential for vegetation in the cave environment that is not good, damage to land around the site area, potential for landslides around the site, access to the site that can be blocked, loss of archaeological data on the site and prone to cases of vandalism, and conflicts of interest between stakeholders. Meanwhile, the handling of conservation issues includes handling social aspects, namely preservation based on community participation, and integrated socialization. Then the handling of economic aspects includes the tourism industry, job opportunities, business opportunities, and infrastructure improvements. |