Media sosial sangat berpeluang untuk membantu menyebarkan informasi terkait vaksin. Penelitian terdahulu menunjukkan, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara media sosial dan sikap orang tua terhadap vaksinasi anak. Media sosial juga merupakan saluran yang paling banyak digunakan oleh orang tua dalam pencarian informasi mengenai imunisasi aman selama pandemi COVID-19. Dimana, saat awal pandemi COVID-19 masuk ke Indonesia (2020) cakupan imuniasai dasar lengkap hanya sebesar 82,6%, lebih rendah dibandingkan target renstra (92,9%). Tujuan penelitian ini adaIah Mengetahui hubungan antara penggunaan media sosial dalam mencari informasi dengan cakupan imunisasi anak dengan melihat pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, dan usia ibu sebagai variasi yang mempengaruhi kualitas penerimaan informasi media sosial pada masa sebelum dan saat pandemi COVID-19. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen pengumpulan data menggunakan data sekunder Susenas dan PoDes pada tahun 2019 dan 2021 berupa kuesioner untuk mengetahui perbedaan pengaruh penggunaan media sosial dalam mencari informasi sebelum dan selama pandemi COVID-19. Hasil yang didapatkan media sosial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap cakupan imunisasi dasar anak. Faktor-faktor seperti pendidikan, umur, dan lokasi tempat tinggal juga mempengaruhi cara ibu memperoleh informasi dan kualitas informasi yang diterima. Peningkatan literasi media sosial, kolaborasi dengan influencer dan komunitas online, kengembangan konten yang menarik dan informatif, kampanye edukasi terkait imunisasi, diharapkan dapat meningkatan cakupan imunisasi anak di Indonesia dan mengurangi dampak negatif dari informasi yang tidak akurat atau menyesatkan di media sosial. Social media has a great potential to help spread information related to vaccines. Previous research has shown a significant relationship between social media and parents' attitudes towards childhood vaccination. Social media is also the most widely used channel by parents in seeking information about safe immunization during the COVID19 pandemic. In the early days of the COVID-19 pandemic in Indonesia (2020), the coverage of complete basic immunization was only 82.6%, which was lower than the target set in the strategic plan (92.9%). The purpose of this study is to determine the relationship between exposure to social media information and the coverage of child immunization, taking into account mother's education, residential area, and mother's age as variables that affect the quality of exposure to social media information during the prepandemic and COVID-19 pandemic periods. This study adopts a cross-sectional design with a quantitative approach. Data collection instruments include secondary data from Susenas and PoDes in 2019 and 2021, in the form of a questionnaire to assess the difference in the influence of exposure to social media information before and during the COVID-19 pandemic. The results show that social media has a significant positive influence on the coverage of basic child immunization. Factors such as education, age, and residential location also influence how mothers obtain information and the quality of information they receive. Increasing social media literacy, collaborating with influencers and online communities, developing engaging and informative content, and conducting educational campaigns related to immunization are expected to improve the coverage of child immunization in Indonesia and reduce the negative impact of inaccurate or misleading information on social media. |