Pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan salah satu hal yang dapat menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu karena sifatnya yang langsung bertanggung jawab kepada pasien. Salah satu pelayanan kefarmasian yang penting di puskesmas yaitu pelayanan resep. Peresepan yang baik dapat meningkatkan penggunaan obat secara rasional sehingga pasien menerima obat sesuai dengan indikasi klinis, dalam dosis yang tepat, untuk jangka waktu yang cukup, serta dengan biaya yang rendah. Untuk itu, diperlukan suatu daftar (formularium) dari obat yang harus tersedia dalam fasilitas kesehatan tingkat pertama. Formularium Nasional berfungsi sebagai acuan atau pedoman bagi penyedia layanan kesehatan yang bertujuan untuk menyediakan obat-obatan yang aman, berkhasiat, bermutu, dan terjangkau dalam jenis dan jumlah tertentu. Namun, pengelolaan obat yang tidak efisien dapat memberikan dampak negatif, baik secara medis maupun ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya seleksi obat yang tepat melalui sistem formularium puskesmas untuk meningkatkan mutu terapi obat dan menurunkan kejadian efek samping obat. Analisis formularium nasional dilakukan dengan cara mendata obat-obat untuk dimasukkan ke formularium puskesmas lalu membandingkannya dengan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) tahun 2022 dan tahun 2023. Daftar obat yang disusun sebagai formularium puskesmas didasarkan pada formularium nasional tahun 2021. Obat-obatan yang telah diseleksi dari formularium nasional lalu dibandingkan dengan RKO tahun 2022 dan tahun 2023. Dari hasil perbandingan, terdapat obat-obatan yang termasuk ke dalam RKO 2022 namun tidak termasuk dalam RKO 2023. Selain pelayanan resep, apoteker sebagai tenaga kesehatan di puskesmas memiliki tugas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya dengan memberikan edukasi kesehatan kepada pengunjung puskesmas. Pemberian edukasi menggunakan alat bantu berupa leaflet dapat memudahkan peserta edukasi untuk memahami materi yang disampaikan. Pembuatan leaflet dilakukan dengan metode studi literatur, serta pelaksanaan edukasi kesehatan dilakukan dengan penyuluhan singkat serta penyebaran leaflet pada peserta penyuluhan. Pelaksanaan penyuluhan singkat menggunakan leaflet sebagai alat bantu sangat memudahkan materi sampai kepada peserta penyuluhan dan dipahami dengan baik. Pharmaceutical services at Community Health Centers are one of the things that can support quality health services because they are directly responsible to patients. One of the important pharmaceutical services at community health centers is prescription services. Good drug prescribing can increase the rational use of drugs so that patients receive drugs according to clinical indications, in the right dose, for a sufficient period of time, and at a low cost. For this reason, a list (formulary) of drugs that must be available in first-level health facilities is needed. The National Formulary functions as a reference or guideline for health service providers whose aim is to provide safe, efficacious, quality and affordable medicines in certain types and quantities. However, inefficient drug management can have negative impacts, both medically and economically. Therefore, there is a need for appropriate drug selection through the health center formulary system to improve the quality of drug therapy and reduce the incidence of drug side effects. National formulary analysis is carried out by listing the drugs to be included in the health center formulary and then comparing it with the 2022 and 2023 Drug Needs Plans (RKO). The list of drugs compiled as a health center formulary is based on the 2021 national formulary. from the national formulary and then compared with the 2022 and 2023 RKO. From the comparison results, there are medicines that are included in the 2022 RKO but are not included in the 2023 RKO. Apart from prescription services, pharmacists as health workers at community health centers have the task of improving community welfare, one of which is by providing health education to health center visitors. Providing education using tools in the form of leaflets can make it easier for education participants to understand the material presented. Making leaflets was carried out using the literature study method, and the implementation of health education was carried out by providing short counseling and distributing leaflets to counseling participants. Carrying out short counseling using leaflets as a tool really makes it easier for the material to reach the counseling participants and be understood well. |