Fast Fashion vs Slow Fashion : Perbandingan Filosofis dalam Kerangka Imitasi Fashion Georg Simmel = Fast Fashion vs Slow Fashion : A Philosophical Comparison in Framework Fashion Imitation of Georg Simmel
Nadien Nathasya Halim;
Mendrofa, James Farlow, supervisor; Fristian Hadinata, examiner; Ikhaputri Widiantini, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023)
|
Fast fashion yang merupakan salah satu konsep adibusana (fashion) yang digandrungi masyarakat luas memang efisien untuk dijalankan secara global, namun dalam konsep tersebut dijumpai berbagai permasalahan sosial serta lingkungan yang dimana dibutuhkan sebuah alternatif cara untuk menjalankan adibusana. Slow fashion di satu sisi merupakan alternatif keberlanjutan dari fast fashion yang menyediakan cara-cara menjalankan adibusana yang mampu mengatasi permasalahan yang timbul, namun nyatanya dalam penerapan slow fashion masih kurang ditemukan efektivitas serta efisiensi sehingga itu menjadi tantangan bagi slow fashion untuk diterima masyarakat luas dan menandingi konsep fast fashion. Pada penelitian terdahulu terungkap kesenjangan antara intensi dan tindakan dari konsumen berkesadaran akan dampak dari tindakan fashion yang dilakukannya, namun dijumpai bahwa masing-masing konsumen dari fast fashion maupun slow fashion memiliki justifikasi untuk mengadopsi produk adibusana tertentu. Dari sini muncul sebuah persoalan sejauh apa justifikasi tersebut mampu untuk dilakukan oleh konsumen adibusana di dalam tindakannya. Dalam artikel ini dibandingkan bentuk penerimaan konsumen terhadap kedua konsep tersebut dengan merefleksikannya kepada konsep klasik mengenai imitasi adibusana dari pemikiran Georg Simmel, yang akan mengungkap sebuah evaluasi mengenai intensi dasar dari adibusana itu sendiri. Fast fashion, which is a fashion concept that is loved by the wider community, is indeed efficient to run globally, but in this system various social and environmental problems are encountered which require an alternative way to run fashion. Slow fashion on the one hand is a sustainable alternative to fast fashion which provides ways of running fashion that are able to overcome the problems that arise, but in fact the implementation of slow fashion is still lacking in effectiveness and efficiency so that it becomes a challenge for slow fashion to be accepted by the wider community and compete with fast fashion concept. In previous research, it was revealed that there was a gap between the intentions and actions of consumers who were aware of the impact of their fashion actions, but it was found that each consumer from fast fashion and slow fashion had justifications for adopting certain fashion products. From this, an issue arises as to how far this justification can be carried out by fashion consumers in their actions. This article compare the forms of consumer acceptance of these two concepts by reflecting on the classic concept of fashion imitation from Georg Simmel's thought, which will reveal an evaluation of the basic intentions of fashion itself. |
TA-Nadien Nathasya Halim.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 18 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-pdf | 16-24-05127769 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920531437 |