Tesis ini membahas kajian model bisnis jual beli listrik on-grid yang sejalan dengan regulasi dan kondisi di Indonesia untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diharapkan bisa membangkitkan minat masyarakat atau swasta untukmembangun dan meringankan beban PLN yang memiliki keterbatasan dalampenyediaan listrik untuk seluruh rakyat Indonesia.Tesis ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan berbagai batasan untukmemberikan kejelasan atas cakupannya.Beberapa kajian dilakukan atas model bisnis PLTS dan perubahannya yang mungkindilakukan untuk model bisnis yang lebih prospek. Dengan memakai PerangkatEvaluasi Model Bisnis (PEMB) dan menerapkan Strategi Samudera Biru, diajukanperubahan model bisnis yang bisa dikembangkan di Indonesia, meliputi penghapusanpower wheeling, regulasi atas TKDN dalam tahap rantai suplai, infrastruktur menjaditanggung jawab PLN, tingkat inflasi (inflation rate) perlu dihitung dalam modelfinansial, asuransi untuk menggantikan extra account yang harus disetor pengembang,FiT yang perlu berlaku untuk semua kementerian dengan acuan tarif plafon, atributpasar seperti kredit energi terbarukan surya (S-REC/solar renewable energy credits)yang perlu diregulasikan dan pembebasan lahan yang diharapkan menjaditanggungjawab pemerintah daerah.Perubahan model bisnis harus terus dilakukan sejalan dengan perubahan kondisi, baikitu kondisi ekonomi, teknis dan infrastruktur maupun regulasi. This tesis is discussing about the power purchase business model review on which inline with regulations and conditions in Indonesia for distributed PV Solar PowerGeneration and is expected to generate public or private interest to build and ease theburden of PLN that have limitations in providing electricity to the entire people inIndonesia.This tesis is a qualitative descriptive study with a variety of constraints to provideclarity on the scope.Some review is conducted on the solar PV model business and its changes that maybe applied for more prospective business model. Using the Business ModelEvaluation Tools (BMET) and applying Blue Ocean Strategy, it is proposed thatbusiness model change can be thrived in Indonesia include the elimination of powerwheeling, regulation of local content in the stage of the supply chain, infrastucturebecome the responsibility of PLN, inflation rate should be calculated in financialmodel, insurance to replace the extra accounts that must be paid by the developer,feed-in tariff need for all ministries with ceiling tariff as reference, regulations formarket atributes like solar renewable energy credits (SREC) and land acquisitionbecome the responsibility of local government.Business model change shall be done in line with the conditions change, by theeconomic condition, technical concerns, infrastructure and regulation. |