Disertasi ini merupakan studi mengenai variasi identitas etnik di dalam sebuah komunitas sosial di mana tiap-tiap anggotanya menampilkan kesamaan sekaligus keberagaman dalam merepresentasikan identitas mereka. Komunitas yang menjadi subjek penelitian ini mengidentifikasi diri mereka sebagai “Cina Pondok Cina”. Mereka tinggal di Depok, Jawa Barat. Dengan menggunakan etnografi, penelitian ini menyelisik Imlek sebagai pintu untuk memahami konstruksi identitas orang Cina Pondok Cina. Adapun teori strukturasi Giddens yang dilengkapi dengan teori populasonal kebudayaan Durham dan pemikiran Ross tentang pengaruh lingkungan terhadap transmisi informasi, digunakan sebagai kerangka pemikiran. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa di balik variasi dalam perayaan Imlek, ikatan kekerabatan dan bakti (xiao) dalam bentuk pemujaan leluhur tetap bertahan dan menjaga keberlangsungan tradisi Cina pada komunitas Cina Pondok Cina. Hal ini menunjukkan bahwa transformasi dan kontinuitas telah terjadi secara bersamaan. Lebih dari itu, transformasi memungkinkan kontinuitas pada aspek-aspek esensial dari identitas Cina Pondok Cina, dan pada waktu yang sama, kontinuitas memungkinkan aspek-aspek yang berubah tetap memiliki makna. This is a study of ethnic identity variation of a Chinese community whose members display both similarities and heterogeneity in representing their identities. The community identifies themselves “Cina Pondok Cina” (literally the Chinese of Pondok Cina, who settled in Depok, West Java). Employing ethnographic approach, this study focuses on Imlek, the Chinese New Year celebration, to understand the construction of Chinese identity among them. Imlek is the most visible representation of their “Chinese-ness”. This study uses Giddens’ theory of structuration, Durham’s populational theory of culture, and Ross’ thought abouut environmental influences to transmission of information, as theoretical frameworks. This study found that in spite of the variation of Imlek celebration, kinship ties and devotion (xiao) to ancestor worship continue to hold and preserve the so-called Chinese tradition. It shows that transformation and continuity has been occurring together. Furthermore, transformation makes possible the continuity of essential aspects of Cina Pondok Cina identity, and at the same time, continuity makes the changed aspects meaningful. |