Latar BelakangHemodialisa membutuhkan suatu akses vaskuler yang fungsional dan adekuat untuk mendapatkan hasil terbaik, bagi Negara berkembang seperti Indonesia tingginya biaya perawatan dan tenaga ahli masih merupakan hal yang harus ditanggapi serius oleh semua pihak. NKF-KDOQI menetapkan tiga Tujuan utama suatu unit hemodialisa antara lain meningkatkan pemakaian AV Fistula, Mengurangi pemakaian kateter hingga 10% dan Deteksi dini dari disfungsi akses vaskuler. Hingga saat ini belum ada gambaran akses vaskular yang terdapat di unit hemodialisa RSUPN Ciptomangunkusumo sehingga dapat dibandingkan dengan guideline, dan diharapkan mendapat masukan untuk pelayanan terbaik bagi pasien. MetodePenelitian ini berupa deskriptif retrospektif, Populasi penelitian adalah pasien gagal ginjal kronikyang menjalani hemodialisa dengan akses vaskuler fistula AV dan kateter vena sentral di RumahSakit Cipto Mangunkusumo pada bulan Mei – Desember 2012. Data dari rekam medis penderitadiketahui mengenai tanggal hemodialisa pertama kali, tanggal pembuatan akses vaskuler pertamakali, jenis akses vaskuler yang digunakan pertama kali serta konversi yang mengikutinya, sertalokasi akses vaskuler tersebut.HasilDidapatkan 234 data pasien yang aktif menjalani hemodialisa di unit hemodialisa RSUPNCiptomangunkusumno Jakarta dari bulan Mei – juni 2012, terdiri dari 146 laki laki dan 88perempuan , rerata umur 49.04 tahun dengan rentang umur 11 tahun sampai 78 tahun. Diantarapasien tersebut , 122 (52.1%) pasien dengan AV fistula, dan pasien yang membuat AV Fistulasebelum hemodialisa pertama hanya pada 7 pasien (1.2%) 1 pasien menggunakan graft PTFE,dengan lokasi tersering untuk AV Fistula adalah Radiocephalica sebanyak 29.4%, 48 pasienmenggunakan central venous catheter, dimana 28 pasien dengan longterm catheter (12%) dansisanya dengan shortterm catheter (8.5%). Direct Puncture digunakan oleh pasien sebagai carayang dipakai pertama kali melakukan hemodialisa, sebanyak 49.6%. dari keseluruhan pasienyang pernah menjalani pemasangan AV fistula mengalami primary failure sebanyak 10.65%, dansecondary failure sebanyak 7.37%.KesimpulanMasalah pada suatu unit hemodialisa tidaklah sederhana dan untuk mencapai suatu hasil yangterbaik diperlukan kerjasama dari sebuah tim multidisiplin vaskular akses yang terdiri dari ahliginjal hipertensi, ahli bedah vaskular, ahli radiologi, dan perawat dialisa. Dengan seorangkoordinator yang berdedikasi tinggi yang selalu memperbaharui data base pasien dan updateterbaru dari perkembangan akses vaskuler. BackgroundA vascular access that mantained to be functioning and adequate is a must to achieve the bestresult in haemodialysis procedure. For a developing country like Indonesia, a high cost andexpertise in vascular access maintenance reluctantly a serious issues. NKF-KDOQI hasestablished three primary goals for a haemodialysis unit to achieve, to increase the placement ofnative fistulas as vascular access at initiation of hemodialysis procedure until 65 %, to discouragecatheter insertion until 10% and early detection of vascular access dysfunction. Recently at CiptoMangunkusumo hospital, there are no profile of vascular access in haemodialysis unit to figureout the condition and compare with guideline.MethodThis is a descriptive retrospective study with a CRF (Chronic Renal Failure) patients that undergohemodialysis with natve fistula and catheter as their vascular access in Cipto Mangunkusumohospital from May to December 2012. Data collected from medical record included dates wheninitiates their hemodialysis procedure, diagnose of CRF, creation of fistula or other vascularaccess, and complication that has occurred.ResultsFrom 234 patients that undergo hemodialysis procedure from May to December 2012, there werre146 male and 81 female, with median age of 49.04 years old and distance within 11 – 78 yearsold. Among these patients 122(52%) with fistula an 1 patient with graft but only 7 patients (1.2%)that use native fistula to initiate their hemodialysis procedure. The most location for fistula wereon left radiocephalic in 29.4% of patients, 48 patients use catheter for their vascular access thationclude 12% long term and 8.5 % long term catheter. There were 49.6% patients with directvenous puncture to initiate their hemodialysis. From all fistulas that created there were 10.65%primary failure and 7.37% secondary failure.ConclusionProblems in hemodialysis unit is not as simple as that, and to achieve the best result require theconcerted effort of multivariariate vascular access team that consist nephrologist, vascularsurgeon, radiologist, and nurse with a chief coordinator that updating vascular access patientsdatabase and its development |