Manunggaling Kawula Gusti dalam Sugih Tanpa Bandha Sudjiwo Tejo = Manunggaling Kawula Gusti on Sudjiwo Tejo's Sugih Tanpa Bandha
Muhammad Feraldy Naufal;
Darmoko, supervisor
(Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020)
|
Manunggaling kawula Gusti adalah sebuah konsep di masyarakat Jawa yang seringkali dikaitkan dengan Syekh Siti Jenar, bahwa sejatinya manusia adalah jelmaan dari zat Tuhan (Derani, 2014: 5). Hal ini digambarkan melalui ungkapan menyatunya kawula (manusia) dengan Gusti (Tuhan). Sugih Tanpa bandha adalah pemikiran dari Raden Mas Panji Sosrokartono, yang kemudian dipopulerkan dan dilagukan oleh Sudjiwo Tejo. Penulisan ini akan terfokus pada penjelasan konsep manunggaling kawula Gusti yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Sehubungan dengan itu, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana manunggaling kawula Gusti digambarkan dalam lirik lagu Sugih Tanpa Bandha yang dipopulerkan oleh Sudjiwo Tejo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan mendeskripsikan makna setiap unsur dalam lirik lagu dan menyajikan data apa adanya. Adapun kerangka teoritis yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu filsafat moral (etika) Jawa dari Franz Magnis Suseno. Berdasarkan pembahasan penelitian ini, ditemukan bahwa syair lagu Sugih Tanpa Bandha memiliki keterkaitan dengan tahapan-tahapan untuk mencapai keadaan manunggaling kawula Gusti. Temuan yang dihasilkan penelitian ini setiap bait berkaitan dengan tahapan-tahapan mistik Jawa, yaitu sembah raga, sembah kalbu, sembah jiwa, sembah rasa yang pada hakikatnya menuju pada manunggaling kawula Gusti. Manunggaling kawula Gusti is a concept of Javanese society commonly associated with Syekh Siti Jenar, which explains that human is actually a manifestation of God’s essence (Derani, 2014: 5). This is being metaphored as a unification of kawula (human) and Gusti (God). Sugih Tanpa Bandha was an idea formulated by Raden Mas Panji Sosrokartono, which then popularized and musicalized by Sudjiwo Tejo. This research will explain the concept of manunggaling kawula Gusti which reflected through the lyrics of Sugih Tanpa Bandha. With this in mind, the question that can be formulated is how manunggaling kawula Gusti is being represented in the lyrics of Sugih Tanpa Bandha? This research uses the method of qualitative description, by describing the meaning of Sugih Tanpa Bandha’s lyrics and presents the data as it is. The theoretical frameworks used in this research is moral philosophy; Javanese ethics by Franz Magnis Suseno. Based on the discussion from this research, it’s concluded that the lyrics of Sugih Tanpa Bandha is related to the steps required to achieve the state of manunggaling kawula Gusti. Each stanzas represent the steps that exist in Javanese mysticism, which includes sembah raga, sembah kalbu, sembah jiwa, sembah rasa. All of which will direct ourselves to the state of manunggaling kawula Gusti. |
TA-Muhammad Feraldy Naufal.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | vii, 20 pages : illustration + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-pdf | 16-23-39705763 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920535488 |