:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Konsep Period Eye dalam lukisan Tako to Ama karya Katsushika Hokusai = The Period Eye Concept in Katsushika Hokusai painting "Tako to Ama"

Adimas Nauval Putranto; Bachtiar Alam, supervisor; Sri Ayu Wulansari, examiner; Pasaribu, Rouli Esther, reviewer (Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021)

 Abstrak

Tako to Ama merupakan sebuah mahakarya lukisan cetak kayu (ukiyo-e) Katsushika Hokusai yang menggambarkan hubungan intim seorang wanita dengan dua ekor gurita. Penelitian ini berupaya mengungkap inspirasi di balik Tako to Ama serta kondisi sosial masyarakat Jepang pada zaman Edo melalui sudut pandang teori Period Eye karya Michael Baxandall. Penelitian dilakukan dengan cara menganalisa lukisan Tako to Ama melalui kesebelas aspek teori Period Eye. Penelitian ini mengungkap bahwa yang melatarbelakangi Hokusai dalam melukis lukisan Tako to Ama yaitu parodi dari cerita rakyat Taishokan. Parodi ini berfungsi sebagai kritik sosial terhadap nilai dan norma wanita Jepang di zaman Edo pertengahan (1760-1849), dimana idealnya seorang wanita adalah yang memegang teguh nilai moral berupa kesetiaan terhadap suami, rela berkorban demi sang anak, dan menjaga kehormatan dirinya justru dirusak citranya dengan maraknya prostitusi yang dimanifestasikan dengan keberadaan distrik Yoshiwara.

Tako to Ama is one of Katsushika Hokusai's woodblock print painting (ukiyo-e) masterpieces depicting a sexual interaction between a woman and two octopuses. This research seeks to reveal the inspiration behind Tako to Ama and the social conditions of Japanese society during the Edo period through the perspective of Michael Baxandall's Period Eye theory. The research was conducted by analyzing Tako to Ama's paintings through eleven aspects of the Period Eye theory. This research reveals that the inspiration of Hokusai’s Tako to Ama is a parody of Taishokan folklore. This parody serves as a social critique of the values and norms of Japanese women in the Middle Edo period (1760-1849), where ideally a woman is one who upholds moral values in the form of loyalty to her husband, is willing to sacrifice for the sake of the child, and maintaining her self-respect is actually damaged with rampant prostitution manifested in the presence of the Yoshiwara district.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Adimas Nauval Putranto.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : MK-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : 45 pages ; illustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-pdf 11-23-42991981 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920535544