Dalam relasinya dengan ranah dunia industri, seni dan segala wujud aktivitas berkesenian tidak lagi dilihat sebatas pada kemampuannya mewujudkan kreasi bentuk dari kualitas-kualitas kehidupan manusia, melainkan sejauh mana ia mampu menciptakan daya konsumsi pasar. Sebagai konsekwensinya, seni pun cenderung kehilangan „aura? sejatinya (kehilangan wibawa/hak aslinya, hingga menjadi sangat bergantung pada kesukaan dan kegemaran massa selaku pihak konsumen). Alienasi dan fethisisme lantas menjadi dilemma sekaligus problematika klasik yang senantiasa menyertai situasi serta kondisi semacam ini. Dari sudut pandang para star, alienasi yang mampu menggeser posisi berbagai bentuk karya musik sebagai objek hasil ciptaan mereka, menjadi subjek yang justru dengan kekuatannya sendiri memiliki “kuasa” untuk mengarahkan pilihan-pilihannya dalam bermusik, akhirnya melahirkan model pemujaan (fetish) terhadap bentuk-bentuk karya tersebut, yang bahkan tidak lagi mencerminkan diri mereka didalamnya. Namun demikian, segenap rangkaian proses perjalanan Storia sebagai satu kelompok musik (band) pendatang baru yang tengah berupaya menapaki rangkaian proses perjalanannya sebagai star di kancah blantika industri musik tanah air, nyatanya menunjukkan bahwa diluar dari dilemma dan problematika khas ranah dunia industri tersebut, tiap-tiap keputusan penting hingga perubahan-perubahan besar di tubuh sang bintang sesungguhnya justru berakar dari beragam konstruksi moda relasi yang terwujud diantara para aktor terkait. Disisi lain, gambaran seperti ini secara tidak langsung juga menegaskan bagaimana perihal orientasi bermusik dari para musisi di realitas ranah dunia industri yang hadir lewat kategori-kategori anonim penanda status maupun peranan mereka terkait klasifikasi bidang pekerjaan/keahlian, seperti; istilah star, sessionist, composer, arranger, vocal director, dan lain sebagainya, sejatinya merupakan imajinasi dari para aktor, yang mewujud ke dalam tindakan maupun proses sosial, melalui relasinya antara satu sama lain. Begitu pula halnya sebagai sebuah sistem gagasan yang besar lagi kokoh, kedudukan kapitalisme sebagai basis logika yang memayungi realitas dunia industri modern saat ini, tetap saja tidaklah ajeg, melainkan sangat luwes, dinamis, serta kontekstual. Arts and all forms of artistic activities is no longer limited to its ability to materialize the quality of life into the creation of a form, but the extent to which it can create the consumption capacity of the market. This is especially true in its context to the realm of industry. Consequently, arts tend to loose its true 'aura' (loosing its power / basic right, so it is highly dependent on the preferences and craze of the mass as the consumers). Alienation and fetishism then become a dilemma as well as classic problems that usually arise in this kind of situation and conditions. From the star point of view, alienation can shift the position of various forms of musical product as the product of their creations to become a subject precisely that just with its own strength has the "power" to determine his choices in music. This eventually ends up with worship (fetish) against the product, which does not even reflect themselves in it any more. However, the whole processes that Storia has gone through as a new group (Band) crafting its way up in the arena of music industry in the country, in fact, shows that beyond the typical dilemma and problems of the industry, every important decision, even up to major changes in the existence of the star, is actually rooted from the diverse forms or modes of relationships between the stakeholders involved. On the other hand, this picture also indirectly confirms, how musical orientation of the musicians in the industry exists through the anonymous categories, marked by their status as well as roles in relations to the types of work/expertise they do in music. Terms such as star, sessionist, composer, arranger, vocal director, and so forth, are actually the imagination of the actors that manifests into actions and social processs, through their relationships with each other. Similarly, as a great and robust system of ideas, the position of capitalism as the basic logics that overarches the reality of the modern industry today, is still not steady, but very flexible, dynamic and contextual. |